SUMENEP – Sejanjang tahun 2013, sebanyak 23 anak-anak menderita demam berdarah. Sampai Selasa (08/01), semua penderita demam berdarah masih diwarat di Rumah Sakit Dr. Moh. Anwar Sumenep.
Kasi Informasi dan Evaluasi, Rumah Sakit Moh Anwar Sumenep, Hendiyanto mengatakan, penderita demam berdarah mayoritas anak-anak berusia 4 hingga 10 tahun.
Tingginya angka penderita demam berdarah di awal tahun 2013, kata Hendiyanto, karena anomali ciaca, dan tingginya curah hujan dan panas secara tiba-tiba.
“Kalau kami melihat, terjadinya penyakit demam berdarah ini disebabkan oleh iklim cuaca yang selalu berubah-ubah. Hujan, panas yang datang secara tiba-tiba,” ujarnya.
Hal itu didasarkan pada pengamatan yang disampaikan keluarga pasien. Sebelum dirujuk ke rumah sakit, pasien mengalami suhu tubuh yang tidak biasa, demam panas naik turun secara tiba-tiba disertai muntah-muntah.
Nur Hikmah, 5, penderita demam berdarah asal Talango, menurut keluarga Nur Hikmah mengalami demam panas naik turun secara tiba-tiba disertai muntah-muntah.
Menurut Hendiyanto, gejala awal penderita demam berdarah memang demikian.
Kalau tidak segera diantisipasi, akan berakibat fatal terhadap kondisi kesehatan anak. Makanya orang tua harus waspada jika anaknya mengalami gejala panas yang tidak turun-turun,” himbaunya.
Banyaknya angka penderita demam berdarah membuat rumah sakit kekurangan alat perlengkapan dan ruangan. Dengan terpaksa sebagian pasien harus dirawat di luar ruangan dengan menggunakan alas seadanya.
Catatan Litbang Koran Madura (Koran Madura, 26 November 2012), sepanjang tahun 2011 penderita demam berdarah berjumlah 134 orang, dan dua diantaranya meninggal dunia. Sedangkan, penderita demam berdarah tahun 2012 meningkat 105 orang.
Dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep, terdapat 18 kecamatan yang salah satu warganya terjangkit penyakit demam berdarah.
Rincian dari 239 orang yang menderita demam berdarah saat ini berasal dari Kecamatan Kota Sumenep (86 orang); Saronggi (29); Bluto (23); Lenteng (17); Ambunten (11); Manding (10); Batang-Batang (9); Batuan, Rubaru (6); Gapura, Ganding 5; Pragaan, Guluk-Guluk (4); Bapu Putih, Dungkek (3), Dasuk, Pasongsongan (2); Gili Genting (1). (rif/mk)