SWADAYA : Suasana warga memperbaiki akses jalan menuju Bromo yang rusak berat.
PROBOLINGGO – Keindahan wisata Gunung Bromo tentu banyak yang mengakuinya. Selaksa Decak kekaguman senantiasa tiada hentinya ketika berada di sana. Namun ternyata di balik pesona keindahannya itu, Gunung Bromo juga menyimpan potensi maut yang mengancam bagi wisatawan.Hal ini berkaitan dengan sangat minimnya sarana jalan bagi keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Potensi maut yang mengancam bagi pengunjung itu yang paling mencolok adalah sebelas titik akses jalan menuju Gunung Bromo dalam keadaan rusak parah, yakni dari pintu Gerbang Desa Wonokerto menuju Desa Ngadisari.
“Kerusakan itu sudah lama terjadi dan semakin parah keadaannya setelah Gunung Bromo ini meletus dalam skala kecil pada tahun yang lalu. Sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah untuk melakukan perbaikan,”ujar Supoyo, Ketua Forum Masyarakat Tengger, kepada Koran Madura, saat warga melakukan swadaya perbaikan jalan, Kamis (21/2).
Supoyo mengatakan, satu hal yang harus dipahami bahwa masyarakat tengger belum mengetahui persis akses jalan menuju Bromo, apakah aset jalan Pemkab Probolinggo atau milik Propinsi.”Kita tahu namanya Bromo sudah mendunia. Sudah wajib hukumnya infrastruktur jalan harus terjamin, dan kelayakannya harus jadi prioritas,”terangnya.
Demikian juga, nama Bromo bukan kelas lokal, maupun nasional. Namun gaungnya sudah internasional/mendunia untuk di kunjungi para wisatawan. “Tambal sulam perbaikan jalan harus segera dilakukan, dan meminta harus dibangun juga drainase untuk mencegah irupsi air jika musim hujan,”tandas Supoyo.
Disinggung soal perhatian pemerintah jika tidak segera melakukan penanganan, Supoyo, tegas menjawab bahwa peran serta masyarakat akan langsung berpartisipasi seperti hari ini yang dilakukan bersama Paguyuban Hotel dan Restouran (PHRI) se Kecamatan Sukapura.
Terlebih masyarakat yang punya kepentingan ekonomi, wajib hukumnya untuk membantu memperbaiki akses jalan yang rusak berat tanpa harus menunggu penanganan dari pemerintah..”harapan kami secepatnya ada penanganan. Terlalu menyalahkan pemerintah itu tidak baik, dan kita masih tidak terlalu menyalahkan. Saya minta, tolong secepatnya ditangan,”tegas Supoyo
Hal yang sama dikatakan, Digdoyo Jamaluddin, Ketua Paguyuban Hotel dan restouran (PHRI) Se Kecamatan Sukapura.
Ia melihat kondisi jalan yang rusak berat sangat menggangu kenyamanan tamu yang datang berkunjung dikawasan Gunung Bromo. Jika tidak ada perhatian dari pemerintah, terpaksa kami akan perbaiki seadanya untuk ambil langkah terbaik,”terangnya.
Tak hanya itu, upaya terus dilakukan oleh segenap jajaran pengurus dan anggota PHRI u tuk mendesak pemerintah secepatnya menangani. Apalagi kondisi jalan menghambat hingga sering terjadi antrian panjang selama 4-5 jam. “Sampai sekarang kepedulian kita terus berjalan tanpa menunggu pemerintah. Paling tidak keindahan Bromo yang mendunia tetap dipercaya kelestariannya,”pinta Digdoyo Jamaluddin.
Menyikapi desakan warga, akhirnya Camat Sukapura, Heri Mulyadi, S.SIP, MSi langsung terjun dilokasi untuk bersama warga memperbaiki jalan dengan dana swadaya yang dihimpun oleh PHRI.
Heri Mulyadi mengungkapkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dan mengusulkan untuk segera melakukan perbaikan akses jalan menuju Bromo yang rusak berat. Rencananya akan dianggarkan melalui APBD Kabupaten Probolinggoi, dan realisasinya sekitar bulan Mei – Juni 2013. “Hanya skala prioritas yang akan dilakukan perbaikan. Prioritasnya ada 11 titik jalan, yakni 5 titik daerah atas, 2 titik ditengah, dan 4 titik dibawah,”ungkapnya.
Entah bagaimana perhatian dan tangapan dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnnya dengan rusaknya prasarana jalan bagi wisatawan di Gunung Bromo ini. Sebuah hal yang sangat ironis mengingat pesona keindahan Gunung Bromo ini sudah Go International. Berhati-hatilah dan tetap waspada dengan maut yang mengancam keselamatan jika berkunjung Gunung Bromo.(hud).