BANGKALAN- Hingga kini, angka putus sekolah (APS) di Kabupaten Bangkalan masih tergolong tinggi, meskipun setiap tahunnya mengalami penurunan. Angka putus sekolah tersebut meliputi mulai tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) sampai sekolah menengah atas (SMA).
Dinas Pendidikan setempat mencatat angka putus sekolah pada tahun 2012 untuk SD sebesar 0, 14 % sedangkan pada SMP mencapai 0, 12 % dan SMA 0,5 %. Secara keseluruhan sisiwa yang mengalami putus sekolah berjumlah 265 siswa. Sedangkan rinciannya adalah 199 merupakan siswa Sekolah Dasar dan 55 siswa Sekolah Menengah Pertama, sisanya sejumlah 11 siswa Sekolah Menengah Atas.
Kepala Dinas Pendidikan Mohni melalui Sub Bidang Penyusunan Program Ery Yadi Santoso mengatakan bahwa dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya APS tahun ini mengalami penurunan. Sebab, Jumlah APS pada tahun 2011 untuk tingkat SD sebesar 0,27 % pada tingkat SMP 0,27 % dan SMA 0,28 %. Sehingg pihak disdik melakukan pendatan terhadap APS setiap tahun untuk memastikan grafik setiap tahunnya.
”Untuk pendatan APS dilakukan pada setiap tahun ajaran baru, sehingga jumlahnya dapat diketahui setiap tahunnya berapa angka APS, ” tuturnya, kemarin (25/2).
Ia menjelaskan, pada tahun 2011 APS untuk tingkat SD 379 siswa dan SMP 139, serta SMA 68 siswa, dengan jumlah keseluruhan mencapai 578 siswa. Peresentasenya pada tahun 2011 cukup tinggi. Terdapat dua faktor terjadinya putus sekolah, yaitu faktor ekonomi dan yang kedua adalah budaya. sehinggga dengan dua faktor inilah APS masih ada di Bangkalan.
” Faktornya ekonomi dan budaya mas, jadi itulah yang menjadi alasan mengapa siswa putus sekolah itu masih ada,” terangnya.
Menurutnya, pada sisi ekonomi biasanya siswa putus sekolah dengan alasan membantu orang tua bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup setiap hari, sedangan pada faktor budaya kebanyakan masyarakat Bangkalan melakukan nikah saat masih muda. Dengan pernikah itulah berdampak pada putusnya pendidikan.
Dengan APS yang tergolong tinggi, pihaknya akan tetap terus meminimalisir APS setiap tahunnnya dengan bantuan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Kemudian, bagi daerah terpencil dan masyarakat sulit untuk menjangkaui lokasi sekolah yang ada, maka dibentuklah sekolah satu atap agar tetap memenuhi haknya dalam pendidikan
” Jadi kalau didesa biasanya melakukan tambahan sekolah satu atap SMP dan SD, dan ini agar masyarakat tetap bisa menikmati pendidikan yang menajdi haknya,” pungkasnya.(dn)