SURABAYA – Ratusan sopir yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Angkutan Terminal Tambak Osowilangun (PATO) Surabaya, Senin (4/3) menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokir ruas tol KM.8, Romokalisari. Akibatnya, arus lalulintas lumpuh total. Pengunjuk rasa memalangkan bus dan angkot mereka di KM 8. Mereka menuntut agar Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Eddi menemui mereka di ruas tol.
Sekretaris PATO, Supardi, mengatakan aksi ini merupakan klimaks dari kesepakatan bersama terkait dengan normalisasi TOW, dimana dalam kesepakatan tersebut per tanggal 28 Februari 2013, semua bus yang lewat jalur Pantai Utara (Pantura) harus masuk TOW. Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan (SK) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Jendral (Dirjen) Angkutan Darat, pada 1 Mei 2012 lalu.
“Deadline dan keputusan tanggal 28 Februari itu, merupakan keputusan bersama yang harus dijalankan bersama juga. Tapi kenyataannya kesepakatan itu mentah lagi dan dan tak satu pun Bus AKDP via Pantura masuk TOW,” keluh dia.
Petugas tol Jatim I Aiptu Kadar mengatakan, dari data yang masuk, ada 28 bus terdiri dari bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) jurusan Surabaya – Bojonegoro, bus Kota (Damri) dan 32 angkutan lyn dari berbagai jurusan yang setiap hari mangkal di TOW, yang ikut melakukan pemblokiran tol. Aksi pemblokiran yang dilakukan oleh para sopir bertujuan agar mereka ditemui oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Kota Surabaya, Eddi.
“Pengunjuk rasa memalangkan bus dan angkot mereka di KM 8. Dan para pendemo ini ingin kepala dinas perhubungan mendatangi mereka di tol,” ungkap dia.
Pihaknya sudah berupaya melakukan pemecahan pemblokiran, namun tidak berhasil karena banyaknya kendaraan yang ada. Rombongan bus dan angkot TOW tersebut sebenarnya hendak menuju Balai Kota, kantor Dishub Surabaya, dan kantor Dishub Jatim untuk berunjuk rasa. “Arus lalin saat ini macet total, tak bergerak,” papar dia.
Aksi mogok para sopir ini mengakibatkan banyak penumpang sepanjang jalur Surabaya – Bojonegoro terlantar. Selain itu, penumpang bus kota dari TOW dengan tujuan Terminal Purabaya juga terkena imbasnya, mereka tak terangkut dan terlantar di TOW.
Hariyono, salah satu warga Gresik mengatakan, banyak penumpang bus dari Gresik ke Surabaya atau dari Gresik ke Lamongan dan Bojonegoro ‘keleleran’ di Terminal Bunder, Gresik. Demikian pula penumpang bus kota dari TOW yang akan ke Purabaya terpaksa keluar lagi dari terminal itu. Kemudian, mereka naik bemo atau angkutan kota (angkot)
menuju Jembatan Merah yang selanjutnya naik bus kota ke Purabaya. “Para penumpang bus terpaksa keluar dari TOW lagi dan mencari angkot lain karena tidak ingin terlambat kerja,” ujarnya.
Para penumpang berharap, agar persoalan ini tidak berlarut – larut, karena jika seperti ini terus, yang terkena imbasnya adalah masyarakat kita sendiri. (wan/han)