SUMENEP – Keberadaan dua pulau di Kecamatan Gili Genting, yaitu Pulau Pasir Putih dan Pulau Keramat, hilang terendam air. Hal ini diduga akibat eksploitasi pasir besar-besaran yang dilakukan masyarakat.
Ketua Komisi B DPRD Sumenep Bambang Prayugi mengatakan, saat dirinya kunjungan kerja ke daerah tersebut beberapa waktu lalu, dirinya menerima laporan terendamnya pulau yang bersebelahan dengan Pulau Gili Gilingan tersebut dari warga setempat. “Kami melihatnya, memang kondisi dua pulau itu saat ini sudah tidak ada. Hilang, rata dengan laut. Bahkan, permukaan pulau itu sudah tidak terlihat lagi,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan tersebut menduga tenggelamnya dua pulau tersebut akibat eksploitasi pasir besar-besaran yang dilakukan warga. Penambangan pasir tersebut dilakukan menggunakan alat modern. “Jadi penambangan pasirnya seperti disedot dari bawah. Alat-alatnya sudah modern. Bukan lagi digali manual seperti penambangan pasir biasa,” ujarnya, Senin (13/5).
Pasir yang ditambang warga dari dua pulau tersebut bukan pasir biasa, mengingat penambangan yang dilakukan jumlahnya besar dan menggunakan alat modern. “Kalau cuma pasir, kan, di tempat lain banyak. Tapi, kenapa, kok, pasir di pulau ini yang diincar? Bisa jadi ada kandungan berharga dalam pasir di sini (Pulau Pasir Putih dan Keramat),” jelasnya.
Bambang meminta pemerintah serius menindaklanjuti laporan warga kepada dewan. Saat ini keberadaan Pulau Pandan yang bersebelahan dengan dua pulau tersebut juga ikut terancam. “Kalau dibiarkan, penambangan pasir itu akan merembet ke Pulau Pandan. Bukan tidak mungkin Pulau Pandan akan tenggelam juga. Padahal, Pulau Pandan itu ada penghuninya. Kalau Pulau Pasir Putih dan Pulau Keramat memang tidak berpenghuni, tetapi menjadi tempat mencari nafkah warga sekitarnya,” terangnya.
Saat ini di sekitar Pulau Pasir Putih dan Pulau Keramat puluhan perahu bersandar. Perahu-perahu tersebut milik warga yang menambang pasir. Mereka diduga merupakan warga Kabupaten Pamekasan. “Warga sudah sempat menghalau para penambang pasir itu. Tali-tali perahunya pun diputus oleh warga. Tapi, mereka mengklaim punya hak atas pulau itu, karena dua pulau itu milik Pamekasan,” ungkapnya.
Klaim dua pulau tersebut milik Pamekasan juga perlu disikapi serius. Karena menurutnya, dari empat kabupaten di Madura, yang memiliki pulau hanya Sumenep dan Sampang. “Setahu saya, Pamekasan itu tidak punya pulau. Lha ini, kok, bisa mengklaim dua pulau itu masuk wilayah Pamekasan? Ini perlu disikapi serius,” tuturnya.
Bupati Sumenep A. Busryo Kariem ketika dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan hilangnya dua pulau tersebut akibat penambangan liar yang dilakukan oleh masyarakat Pamekasan. Ia berjanji akan secepatnya menindaklajuti laporan tersebut dengan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Pamekasan karena sudah termasuk wilayah teritori.
Ia juga berjanji dalam dua pekan ke depan akan melihat langsung dua pulau di Kecamatan Gili Genteng yang hilang. “Iya, saya pasti tindaklanjuti hal itu. Kami akan turun ke lapangan sebelum berkoordinasi ke Pemkab Pamekasan karena sudah menyangkut wilayah,” tuturnya di ruang kerjanya. (edy/athink/mk)