SURABAYA- Imam Haryadi, seorang guru Matematika, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemala Bahyangkari 1, Surabaya diduga melakukan penganiayaan atas anak didiknya, M. Russell Varcas, 13 tahun yang duduk dibangku kelas VIII. Tak pelak, aksi tersebut membuat orang tua Russell meradang dan melaporkan aksi kekerasan yang mecoreng dunia pendidikan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Kepolisian Daerah Jawa Timur ( Polda Jatim). Aksi yang dilakukan Imam selaku pembimbing ekstrakurikuler (ekskul) PKS (Patroli Keamanan Sekolah), sesuai Laporan Polisi Nomor LP/487/V/2013/SPKT/Polda Jatim, Senin tanggal 13 Mei 2013.
Russell yang hadir bersama kedua orang tuanya, Totok Susanto dan Ny. Dina, mengatakan, ia mendapat perlakuan kurang menyenangkan ketika ia tidak hadir dalam eksul yang dibimbing oleh gurunya. Perlakuan itu, tak hanya dilakukan oleh Gurunya terhadap ia saja. Namun, kedua temannya, kata dia, yaitu Bagas Swara dan Puput Darma yang kebetulan juga tak mengikuti ekskul PKS.
“ Kemaluan saya hampir saja kena tendangan. Namun, saya tangkis. Karena menangkis, dada kanan saya dicubit dan kepala saya dibenturkan kepalanya (Imam,red),” kata Russell, Senin (13/5).
Pelajar asal Jl. Karangrejo VI itu menjelaskan, sejak ia duduk dibangku kelas VII, sang guru telah sering kali melakukan penganiayaan terhadapnya. Namun, kata dia, pada persoalan kemarin itu, gurunya terlampau kelewatan memberikan teguran kepadanya. Padahal, yang disuruh berdiri 20 anak, tapi yang dianiaya cuma orang tiga.
“ Teman saya Puput, juga tak luput ditendang , beruntung kena roknya,” terangnya.
Dia menambahkan, Imam Haryadi, juga terkenal sebagai guru paling “killer” disekolahan tersebut. Saat dirinya tidak mengkuti ekskul, kata dia, ia yang juga seorang pemain bola kala itu sedang mengikuti tournament.
“ Saya tidak ikut ekskul karena ikut tournament sepak bola,” jelasnya.
Sementara itu, Wakasek Kesiswaan H. Oemar, S.Ag, ketika dikonfirmasi awak media, mengatakan, jika pihak sekolah belum menerima laporan adanya penganiayaan tersebut.
Sampai saat ini (kemarin, red) belum ada laporan yang masuk, lalu dirinya juga tak ada menerima surat ijin dari anak didiknya. Biasanya, sambungnya, ketika ada turnamen sepak bola, Russel melakukan ijin. Namun, kemarin Jum’at tak ada pemberitahuan.
“ Saya belum menerima surat ijin dan kalau ada tournament Russel selalu ijin,” ungkapnya.
Mengenai ekskul PKS, dinyatakannya, bahwa di Yayasan Kemala Bhayangkari ini diwajibkan bagi kelas VIII untuk mengikuti. Apabila, tidak mengikuti, maka akan ada sanksi. Dimana siswa diminta untuk membuat surat pernyataan. Sayangnya, korban sendiri sejak awal tak tertarik mengikuti ekskul tersebut. Dan kemarin usai mendapat pengarahan dari wali kelas, selanjutnya 20 siswa yang tak mengikuti ekskul disuruh berdiri depan kelas. Karena pembimbing ekskul Imam Hariyadi memintanya, lalu satu-persatu siswa ditanyai terkait tak ikutnya PKS tersebut.
” Mengenai kasus ini, biar Pak Kepala Sekolah saja yang nanti menindaklanjuti persoalan itu,” tukasnya. (mag)