SURABAYA – Survei elektabilitas yang “terjun bebas” tengah melanda Partai Demokrat (PD) dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, diperkirakan akan berimbas pada pasangan incumbent Jatim Soekarwa-Saifullah Yusuf yang diusungnya. Hal ini, jelas akan menguntungkan pasangan lainnya yaitu Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawireja serta Bambang DH-Said Abdullah.
Seperti diketahui, hasil survei Partai Demokrat yang dilakukan oleh lembaga survei CSIS disebutkan kalau partai tersebut mengalami penurunan meski sudah diambil alih oleh SBY. Hasil survei tersebut disebabkan karena SBY dinilai terlalu menjual citra untuk meraih simpati masyarakat. Partai yang menjadi penopang pasangan Karsa itu hanya mengantongi angka 7,1 persen dari survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies).
Hal ini diungkapkan salah seorang pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi, kemarin. Menurutnya, KarSa akan tetap terkena imbas dari melorotnya suara PD. Apalagi, kalau kasus korupsi Hambalang kembali bergulir dan ramai diperbincangkan. ”Tetap akan mempengaruhi dalam Pilgub Jatim, karena biar bagaimanapun Demokrat adalah partai utama pendukung pasangan Karsa,” tegasnya.
Dia mengatakan, peluang itu bisa dimanfaatkan oleh pasangan Khofifah-Herman dan Bambang DH-Shirmadji. Bisa jadi kedua pasangan itu akan menikmati keuntungan untuk mendulang suara saat Pilgub nanti. Dengan catatan, Khofifah-Herman bisa lolos dalam verifikasi KPU Jatim.”Bisa dimanfaatkan oleh pasangan lainnya terkait dengan merosotnya suara Demokrat,” urai Airlangga.
Sementara, pakar politik Unair lainnya Haryadi berargumen lain. Menurutnya, sosok Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) sudah sudah mencair karena publik menilai kalau Pakde dimiliki semua partai. ”Dari hasil survei memang kondisinya seperti itu, Pakde lebih menonjol sosok gubernurnya daripada Ketua Partai,” tutur Haryadi.
Dia memprediksi, penurunan elektabilitas PD tidak akan berdampak negatif terhadap pencalonan KarSa di Jatim.”Kalau PD menurun itu karena sudah trennya. Terlepas itu dipegang SBY atau Anas, memang kondisinya sudah waktunya menurun. Kalau dulu masyarakat memilih PD karena ingin SBY jadi presiden,” papar dia.
Menurut dia, dari hasil riset, elektabilitas KarSa memang masih lebih tinggi daripada pasangan lainnya. Karena itu, kalau pasangan itu konsisten menjaga elektabilitasnya, maka peluang untuk memenangkan Pilgub terbuka lebar. “Peluang Karsa untuk memenangkan Pilgub cukup besar meski nantinya Demokrat suaranya turun. Sebenarnya itu merugikan bagi Demokrat karena Pakde sendiri tidak pernah mengurus partai,” kata dia.
Sementara, Karwo sendiri menjamin, merosotnya elektabilitas Demokrat tidak akan berpengaruh pada pencalonannya. “Tidak nyambung. Karena ini kan Pilgub bukan Pileg,” kata Soekarwo seraya menyatakan dirinya optimis akan meraih hasil maksimal meski hasil survei PD mengalami penurunan. (neu/kas)