PAMEKASAN- Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Kalam, meminta Kepala Kantor Kementrian Agama Pamekasan, Nurmaluddin, legawa mundur dari jabatanya sebagai Kepala Kemenag.
Sebab, kebijakan yang diambil pejabat yang baru sepuluh bulan memimpin Kantor Kemenag Pamekasan itu dinilai fatal dan seringkali menimbulkan penolakan. pamekasan.
Pernyataan itu disampaikan Khairul Kalam menanggapi maraknya unjukrasa yang disebabkan oleh kebijakan Kepala Kemenag, Nurmaluddin, dalam beberapa waktu terakhir.
”Jika kebijakanya telah dianggap fatal, saya harap beliau bisa legawa mundur. Sebab, dalam beberapa bulan terakhir, Kantor Kemenag selalu menjadi sasaran unjukrasa yang berawal dari kebijakan pimpinannya,” kata Khairul Kalam, Rabu (15/5).
Khairul berpandangan, jika kondisi itu terus dibiarkan, akan mengancam kondisi pendidikan di Kabupaten Pamekasan terutama yang berada di bawah naungan Kantor Kemenag.
Karenanya, secara kelembagaan, DPRD menemui Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur dan Menteri Agama RI untuk menyampaikan masalah itu dan meminta agar segera diambil langkah untuk mengatasi kemelut yang terjadi di wilayah kewenangan Kementerian Agama.
Rabu (15/5), kantor pimpinan Nurmaluddin itu kembali digoyang unjukrasa. Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Mahsiswa Pemuda Menggugat (MPM) melakukan aksi protes terhadap kepemimpinan Nurmaluddin dan meminta dia untuk mundur dari jabatannya.
Para aktivis menilai, Nurmaluddin merupakan bagian dari masalah hingga sikap dan kebijakannya menimbulkan dampak negatif.
Diantara kebijakan yang dinilai berdampak negatif itu diantaranya mutasi sepihak guru MAN Pamekasan dan beberapa kasus pemotongan gaji dan tunjangan guru serta penarikan dana bagi guru yang akan mengurus Nomor Registrasi Guru.
“Sebelum dipimpin Nurmal, Kantor Kemenag Pamekasan merupakan kantor yang cukup disegani karena ditempati dan dipimpin orang-orang yang agamis,” kata Iam Kholil, koordinator aksi dalam orasinya.
Ia meminta Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur segera mengambil langkah untuk menyelamatkan Kantor Kemenag Pamekasan. Langkah yang dituntutnya itu, adalah mengganti kepala kantor tersebut.
Aksi yang dilakukan aktivis MPM itu sempat diwarnai kericuhan. Itu terjadi ketika seseorang tiba-tiba menyebarkan selebaran yang isinya bertolak belakang dengan tuntutan MPM.
Para pendemo langsung mengejar pemuda yang segera lari masuk ke kantor Kemenag tersebut. Mereka menduga, pemuda itu merupakan orang suruhan oknum pimpinan Kemenag Pamekasan untuk mengacaukan jalannya aksi.
Para mahasiswa yang mengejar pemuda itu berusaha masuk ke ruang kerja Nurmaluddin. Karena pintu kantor normaluddin terkunci, mereka berusaha mendobrak pintu ruangan, namun usaha itu tidak berhasil. Para mahasiswa lalu menutup ruangan itu dengan menggunakan palang dari kayu. (awa/muj)