SUMENEP – Kepala Devisi Pengembangan Usaha PT Wira Usaha Sumekar Susilo menyatakan, dari lima SPBU yang ada di daerah Kota Sumenep sampai saat ini belum ada lonjakan yang berarti, baik antrian pembeli maupun penambahan pembelian. “Perhari, pengeluaran masih antara 16 sampai 20 ton untuk jenis premium dan solor. Itu standar,” ungkapnya.
Sedangkan ketersediaan stok premium berada pada kisaran yang normal, yaitu 5,17 ton, sedangkan untuk jenis solar 5,6 ton.
Mengantisipasi terjadinya penimbunan, Polres Sumenep sejak Rabu (19/6) mengerahkan personelnya untuk menjaga SPBU. “Kami patroli satu kali dalam 24 jam. Ada tiga porsonel yang dibantu dari Polsek Kota (Sumenep) ditaruh dibeberapa pom untuk menghindari adanya penimbunan,” tutur Kapolres APBP Mardjoko, Kamis (20/6) saat melakukan sidak ke SPBU.
Hingga saat ini belum ditemukan warga yang melakukan penimbunan BBM. Jika nanti ada orang yang menimbun, Polres akan menindak tegas yang bersangkutan.
Butuh Proteksi
Menjelang momen-momen tertentu seperti kenaikan harga BBM dan menjelang lebaran, harga bahan pokok biasanya mengalami kenaikan harga. Dewan meminta pemerintah untuk memantau harga di pasar. “Bagaimanapun peran pemerintah sangat signifikan. Sebab kenaikan harga ini tidak akan jadi liar bila ada proteksi khusus,” ungkap Anggota Komisi B DPRD Sumenep Dwita Andriyani.
Menurut Politisi PAN itu, proteksi pemerintah dalam mengendalikan situasi seperti sekarang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat beberapa harga kebutuhan pokok sebagian sudah naik akibat akan dinaikannya harga BBM.
“Mestinya pemerintah menjelang detik-detik naiknya harga BBM dan bulan Ramadhan yang sudah tinggal 15 hari lagi sudah membentuk tim khusus yang diturunkan untuk memantau keadaan yang terjadi di lapangan,” katanya.
Sampai saat ini, pihanya belum menerima laporan koordinasi dari instansi terkait mengenai upaya-upaya penanganan dan proteksi yang akan dilakukan. “Biasanya pada momen yang demikian, koordinasi tersebut sudah diterima,” ucapnya.
Sekalipun belum ada koordinasi, pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan Disperindag untuk mengetahui volume naiknya harga kebutuhan pokok setiap harinya. Sebab, tidak jarang banyak pedagang nakal lebih dulu mempermainkan harga.
“Perlunya tim untuk memantau kenaikan itu, salah satunya iya seperti itu. Jadi jangan sampai ada kebutuhan pokok dipermainkan, oleh oknum pedagang dan yang lain mengekornya. Meskipun harga misalnya, masih stabil. Nah, fenomena seperti itu yang telah meresahkan masyarakat,” tukasnya.
Ia berharap, naiknya harga bahan pokok tetap dalam mekanisme dan pantauan secara intensif dari pemerintah. “Menjelang diputuskannya harga kenaikan BBM dan bulan Ramadhan ini, harapan kami pemerintah tidak lepas tangan, sehingga kenaikan itu jadi liar, dan tidak terkendali,” tuturnya.
Pelajar Kumpulkan Koin
Sebagai bentuk keprihatinan terhadap warga kurang mampu atas akan dinaikannya harga bahan bakar minyak, sekitar 67 siswa SMP di Kota Sumenep menggelar pengumpulan koin, Kamis (20/6). Aksi tersebut akan dilakukan selama satu minggu, dan setelah itu akan dibagi-bagikan kepada warga yang secara ekonomi masih kurang mampu.
Para siswa juga mengumpulkan pakaian bekas yang masih layak pakai. Menurutnya, hal itu respon pelajar terhadap kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. “Kegiatan itu adalah sebagai bentuk respon murid kami di sini dengan rencana pemerintah menaikkan BBM,” papar Kawil Kepala Kesiswaan SMPIT Al-Hidayah Abdurrahim, saat mendampingi siswa menggelar aksi tersebut di sekolahnya.
Abdurrahim menjelaskan, sekalipun sekolah tersebut dikelola oleh kader-kader Partai Keadilan Sejahtera yang santer menolak pemerintah menaikkan harga BBM, kegiatan tersebut atas inisiatif siswa. “Itu adalah murni kegiatan para siswa dan inisiatif para siswa. Kami hanya memfasilitasi kegiatan tersebut dan mendukung dengan kegiatan tersebut, sebab kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa kepedulian para siswa terhadap masyarakat miskin yang ada di Sumenep dengan adanya kenaiakan harga BBM,” imbuhnya.
Saat ini dana yang terkumpul sekitar Rp. 2.000.000. Sumbangan tersebut sebagian besar didapatkan dari uang saku siswa.
“Pada awalnya kami akan mendistribusikan hasil penggalangan dana, khusus untuk sembako dari dua desa, yaitu Desa Kacongan dan Desa Pabian saja, karena dana sudah melebihi target, maka pendistribusiannya nanti juga jadi luas. Kalau semula hanya akan disebar di desa Pangarangan, sekarang akan ditambah untuk Desa Karangpansan,” jelasnya. (athink/mk)