PAMEKASAN – Sedikitnya sebelas kelurahan dan dua desa di wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (11/6), tergenang air. Kelurahan dan desa yang tergenang banjir itu antara lain Kelurahan Gladak Anyar, Parteker, Patemon, Kangenan, Barurambat Kota dan Desa Laden, Kecamatan Kota. Juga Desa Lemper, Durbuk, Prekbun, Sumedangan dan Kelurahan Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu.
Di Kecamatan Kota, banjir disebabkan meluapnya Kali Semajid dan Kali Keluwang setelah hujan deras mengguyur kawasan itu selama sehari semalam sejak Senin (10/6) pagi. Di wilayah itu, luapan air kedua sungai menggenangi kawasan pemukiman penduduk dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.
Di Desa Laden, luapan air dari Kali Keluwang juga menggenangi Pasar Gurem yang merupakan salah satu pasar utama di Kabupaten Pamekasan hingga aktivitas di pasar itu nyaris lumpuh. Sebagian pedagang terpaksa menggelar dagangan mereka di pinggir jalan.
Kedua sungai itu mulai meluap sejak Selasa dini hari. Penduduk di sepanjang aliran sungai tersebut sudah mempersiapkan diri dengan mengamankan barang-barang mereka ke tempat yang lebih aman, setelah hujan deras mengguyur selama sehari.
Hingga berita ini diturunkan pada jam 17.30 WIB belum ada tanda-tanda genangan akan surut. Sebab, hampir seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan hingga Selasa sore masih diguyur hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Iskandar Syah, mengatakan belum diketahui jumlah kerugian akibat musibah tersebut karena laporan dari lurah dan kepala desa di wilayah yang tergenang masih belum diterima.
Banjir juga merendam sejumlah perkantoran dan sekolah di wilayah Kecamatan Kota. Di antaranya, kantor Dinas Pertanian dan Tanaman (Disperta) Jl Jalmak, Kantor Pemerintah Kabupaten di Jl Jokotole, SDN Jungcangcang V dan SDN Jungcangcang VI di Jl RA Abdul Azis, serta SDN Patemon II dan SMA Muhammadiyah di Jl Masjid Patemon.
Di unit perkantoran Pemerintah Kabupaten di Jalan Jokotole, air masuk ruang kerja sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kondisi terparah terjadi di Kantor Dinas Kesehatan. Meski demikian, tidak ada berkas peting yang terkena air, kecuali sejumlah barang elektronik, seperti komputer.
Salah satu karyawan di Dinas Kesehatan, Daeng Ali Taufik mengatakan mengetahui banjir di kantornya, setelah petugas Sat Pol PP memberitahukannya.
Dia perkirakan banjir karena macetnya saluran air yang ada di kawasan perkantor milik pemerintah tersebut. Ditambah posisinya yang lebih rendah dari saluran drainase Jalan Jokotole.
Banjir yang terjadi di Jalan Jokotole juga menyebabkan putusnya akses di jalan tersebut. Polisi terpaksa menutup jalan tersebut dan mengarahkan kendaraan untuk melalui jalan bonorogo.
Sementara di Desa Montok, Kecamatan Larangan, bajir disebabkan macetnya saluran pembuangan air hingga memutus jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Pamekasan dan Sumenep.
Kemacetan akibat genangan di jalur selatan Madura itu diperkirakan mencapai 4 kilometer. Hanya kendaraan besar yang bisa melintasi genangan, sementara kendaraan kecil terpaksa memutar arah dan menggunakan jalur alternatif yang sempit.
Kendaraan dari arah Sumenep menggunakan jalur di Talang Siring, Kecamatan Larangan, melewati Kecamatan Galis menuju Jalan Raya Larangan. Begitu pula dari arah sebaliknya.
Butuh Bantuan Bahan Pokok
Sejumlah korban banjir di beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu menyatakan sangat membutuhkan bantuan bahan makanan dan air bersih.
Sebab, genangan air di dua kecamatan itu mengakibatkan sejumlah bahan pokok dan peralatan memasak terendam dan tidak bisa digunakan. Demikian juga sumur-sumur warga di wilayah yang terkena musibah, tidak bisa dipergunakan karena bercampur lumpur.
Maryati, salah satu korban banjir di kawasan bantaran Kali Simajid, Kelurahan Patemon mengaku tidak bisa memasak, karena peralatan rumah tangganya tidak bisa digunakan akibat banjir.
Ia mengaku terpaksa membeli makanan karena tidak memungkinkan untuk memasak. Sampai berita ditulis, Maryati tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.
Maryati belum berencana untuk mengungsi dan berharap genangan banjir di rumahnya segera surut. Ia baru akan mengungsi jika genangan makin tinggi.
Sementara itu, sebagian warga Dusun Bara’ Tanggul, Desa Durbug, Kecamatan Pademawu, mulai mengungsi ke rumah kerabatnya. Mereka mengungsi karena rumah mereka tidak bisa ditempati akibat tergenang air hingga ketinggian mencapa dada orang dewasa.
Rofiqoh, warga setempat mengaku terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya di Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan karena genangan makin tinggi. Rofiqoh mengaku saat meninggalkan rumah, ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter.
Sejumlah peralatan rumah tangga, termasuk kendaraannya ditinggalkan di rumah, karena sudah terendam air. Kondisi ini juga menimpa sebagian rumah milik tetangganya termasuk di kawasan Jembatan Sumendangan dan sebagian rumah warga di Desa Prekbun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Iskandar Syah menyatakan sudah melakukan koordinasi dengan pimpinan wilayah, terutama kepala desa dan lurah, untuk membuat dapur umum di sejumlah lokasi banjir. Dapur umum itu akan dikoordinir oleh kepala desa dan lurah setempat.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan, jelas Iskandar, sudah mulai menyalurkan bantuan berupa nasi bungkus kepada warga di wilayah yang tergenang. Namun, bantuan itu masih diprioritaskan untuk kawasan yang paling parah terkena dampak banjir. (awa/uzi/muj)