JAKARTA-Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar dugaan suap pemberian dana talangan (bailout) bank Century sebesar Rp 6,7 triliun ternyata tidak pernah berhenti. Selasa pagi (25/6), KPK menggeledah kantor pusat Bank Indonesia (BI) di Jakarta Pusat. Tak tanggung-tanggung, KPK menggeledah empat tempat di BI untuk mencari data terkait kasus Century. Dari keterangan BI, ada 45 orang penyidik KPK yang menggeledah kantor bank sentral ini. “Ada penggeledahan di BI (Bank Indonesia),” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa (25/6).
Johan mengatakan penggeledahan ini berkaitan dengan kasus korupsi pemberian Fasilitas Pemberian Jangka Pendek dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. “Ini merupakan penggeledahan pertama dalam kasus ini,” jelas dia.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan dua orang yang bisa dimintai pertanggungjawaban hukum. Mereka adalah mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Moneter dan Devisa Bank Indonesia, Budi Mulya, serta mantan Deputi Bidang V Pengawasan BI, Siti Chalimah Fadjrijah.
Sementara itu, KPK mengklaim memiliki bukti baru usai memeriksa Mantan Menkeu sekaligus mantan KSSK Sri Mulyani di Amerika Serikat. Bahkan, KPK mengklaim, keterangan Direktur Bank Dunia itu dapat membongkar aktor intelektual kasus ini. Aktor intelektual yang dimaksud mengarah kepada Boediono. Boediono saat menjabat Gubernur BI diduga mengetahui dan menyetujui pemberian FPJP dan mengambil kebijakan bailout (dana talangan) Rp 6,7 triliun kepada Bank Century.
BI sendiri berkomitmen membantu KPK dalam menuntaskan kasus aliran dana Century. Bank sentral berjanji akan menyerahkan semua-semua dokumen terkait Century agar kasus tersebut cepat diselesaikan. “Mereka datang sekitar pukul 10.30 WIB. Personelnya mencapai 45 orang. Mereka datang untuk mencari dokumen melengkapi pemeriksaan mereka. Mereka membawa sprindik juga ada surat perintah pengadilan seandainya ada dokumen mereka sita mereka ambil,” ucap Direktur Departemen Komunikasi, Peter Jacobs ketika ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (25/6).
Jacobs berjanji akan terbuka terhadap semua pertanyaan dan kebutuhan KPK. “Kita berharap cepat selesai. Kalau memang ada yang terlibat kita terbuka semua. Dan tidak ada yang disembunyikan karena kita merasa tidak ada apa-apa,” jelas dia.
Menurut Peter ada beberapa departemen terkait yang sedang digeledah yaitu departemen pengawasan bank, departemen pengelolaan moneter dan lain sebagainya. “Dokumen fasilitas mereka (KPK) mau lihat. Kalau mengikuti kasus Century banyak departemen terkait,” jelasnya.
Terkait pemeriksaan hari ini, bank sentral juga mengaku mendukung dan akan membantu KPK mencari dan memeriksa file yang dibutuhkan. “Mereka cari dokumen dan akan dibandingkan dokumen yang mereka punya. Sementara itu yang ada, dan belum tahu juga apa yang diambil. Kita tidak ada yang disembunyikan, kita kasih apa yang dia cari. Semua bantu akomodasi kepentingan KPK,” tutupnya.
Kabiro Humas Bank Indonesia, Difi A. Johansyah BI mengaku ruang kerjanya digeledah KPK. “Iya ruangan saya ikut digeledah,” ujar Difi.
Difi menambahkan KPK memeriksa ruangan yang terkait Century seperti pengawasan bank, perizinan bank dan pengelola monoter. Dirinya juga tidak mengetahui berapa orang jumlah tim KPK yang datang. “Mereka mencar ke beberapa titik dan masih berlangsung. Yang pasti kalau menemukan sesuatu kita akan koordinasi” katanya.
Apresiasi
Sementara itu, anggota Timwas Century, Bambang Soesatyo memberikan apresiasi kepada KPK terkait aksi penggeledahan tersebut guna menuntaskan kasus itu. “Namun kita berharap dalam penggeledahan itu penyidik KPK juga harus fokus pada upaya mendapatkan buku log dan CCTV digudang BI periode November 2008 – Oktober 2009 yang memuat catatan tentang pengeluaran dana kas untuk bailout Century. Buku log itu menyimpan catatan tentang alamat penerima dana talangan,” terangnya
Dana talangan itu, Bambang memastikan dikeluarkan dari gudang BI dalam beberapa tahap. Namun, sebagaimana pengakuan manajemen Century waktu itu, tidak semua dana yang dikeluarkan dari gudang BI diterima manajemen Century. “Menurut saya, jika KPK bisa mendapatkan buku log itu dan CCTV, para penyidik KPK akan mendapatkan gambaran mengenai kemana saja aliran dana talangan Century. Karena itu, sangat penting bagi KPK mendapatkan buku log itu,” ujar Bambang.
Sebagaimana diketahui pencairan dana FPJP dan dana talangan century sangat janggal karena tidak dilakukan dengan pola transfer, melainkan dengan penyerahan dana tunai yang lngsung diambil dari gudang BI. (gam/cea/abd)