PROBOLINGGO – Belasan pekerja seks komersial (PSK) terjaring razia Satpol PP Pemkab Probolinggo. Para pelaku tuna susila terdiri sebelas wanita itu digaruk dari Lokalisasi Embong Miring Kabupaten Probolinggo, Kamis (13/6).
Saat di Kantor Dinas Sosial, mereka di data dan di tes darahnya satu persatu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Lalu, hasil tes darahnya tersebut akan di lakukan uji laboratium, untuk mendeteksi apakah terjangkit penyakit HIV.
Menurut Kasi Trantib, Satpol PP Pemkab Probolinggo, Kristiana, mengatakan razia yang digelar untuk meminimalisir kegiatan prostitusi. Hal tersebut merupakan implementasi penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2005 tentang pemberantasan pelacuran.
“Yang terjaring ada 11 orang, yakni 1 orang asal Malang, 1 orang dari Lumajang, 1 dari Kota Probolinggo, sisanya 8 orang dari Kabupaten Probolinggo,”ujar Kristiana.
Kristiana menambahkan, mereka yang terjaring akan dilakukan pembinaan di Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo. Kemudian dilakukan tes darah untuk mendeteksi terjangkitnya HIV AIDS. “Kalau memenuhi syarat akan dibawa ke Panti Rehabilitasi di Kediri,”ujar Kasi Trantib Pemkab Probolinggo,”tandasnya.
Di lokalisasi kawasan Embong Miring itu sudah ada empat yang terjangkit HIV AIDS. Secara berkala, data pengidap HIV AIDS sampai saat ini di Kabupaten Probolinggo angka tembus 500 orang.
“Kebanyakan mereka melakukan hubungan seksual tidak memakai kondom. Setiap tiga bulan sekali, kami rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Kami berharap jangan berjualan lagi di lokalisasi,”terang Diah Kuncarawati, Kabid P2PL, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.
Sehari Mampu Melayani Delapan Kali
Seorang PSK bernama Risma (23) mengaku, kalau tarif di lokalisasi Embong Miring Rp 70 hingga Rp 100 ribu sekali kencan. “Hanya Rp 70 ribu kok mas tarif saya,”jelasnya sambil tersenyum.
Dalam satu hari beber Risma, dia sanggup melayani lelaki hidung belang hingga delapan orang.”Kalau lebih saya tidak berani mas, takut terjadi kenapa-kenapa dengan kelamin saya,”akunya.
Untuk malam, perempuan yang mempunyai anak satu itu menolak untuk kencan, sebab dia harus merawat anaknya.”Untuk siang, kan dia sekolah,”serunya.
Risma menjadi PSK itu, lantaran dia di tinggal selingkuh oleh suaminya. Sehingga dia bekerja seperti itu lantaran untuk memnuhi kebutuhan setiap hari.”Siapa yang mau memberi saya uang, kalau tidak bekerja seperti ini,”pungkasnya.(hud).