PAMEKASAN – Seorang warga Kabupaten Pamekasan membagikan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diterimanya kepada sejumlah warga miskin karena merasa tidak berhak menerimanya. Uang BLSM yang diterimanya itu dibagikan kepada lima orang tetangganya, yang dinilai lebih berhak menerima bantuan dan tidak terdaftar sebagai penerima.
Muhammad Ghozi, warga Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, yang membagikan uang BLSM itu mengaku kaget saat menerima kupon pencairan BLSM dari kepala dusunnya pada Senin (8/7) karena merasa tidak berhak.
Apalagi ia mendengar beberapa tetangganya yang kondisi ekonominya jauh berada di bawahnya, tidak menerima bantuan yang merupakan kompensasi dari kenaikan harga BBM tersebut.
Ia mengaku sempat bingung dan berpikir untuk mengembalikan kupon tersebut. Namun setelah berembuk dengan Istiqomah, isterinya, ia memutuskan untuk menerima dana tersebut dan membaginya kepada tetangganya yang lebih berhak.
“Kami berpikir, jika uang itu tidak diambil akan hangus dan tetangga kami yang tidak masuk dalam daftar penerima itu tidak akan menikmati apa-apa. Karenanya, kami putuskan untuk menerima dan membagikannya kepada tetangga yang lebih berhak,” katanya, Selasa (9/7).
Dari dana sebesar Rp 300.000 yang diterima itu, dia membagikan kepada lima tetangganya, sesuai beban yang ditanggung. Salah satunya menerima Rp 100 ribu karena memiliki tanggungan keluarga, sementara empat lainnya mendapatkan masing-masing Rp 50 ribu.
Menurut Ghozi, di kampungnya di Dusun Sumberanyar, selain dirinya ada beberapa orang yang secara ekonomi terbilang mampu, namun tercatat sebagai penerima BLSM. Sementara puluhan tetangganya yang memiliki keterbatasan ekonomi justru tidak menerima.
Ia menduga data penerima bantuan itu diambil secara serampangan karena keterdesakan waktu. Sebab, dari keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dengan waktu penyaluran yang ditargetkan, terlalu dekat, sehingga tidak ada waktu untuk melakukan verifikasi data.
“Karenanya, kami sangat mendukung jika ada rencana pemerintah untuk menunda penyaluran BLSM tahap kedua sebelum ada perbaikan data penerima. Daripada bantuan ini tersalurkan ke orang-orang yang secara ekonomi tidak berhak untuk dibantu,” katanya.
Temuan penyaluran BLSM yang salah sasaran di Kabupaten Pamekasan kali ini bukan yang pertama. Sebelumnya, penyaluran BLSM di Desa Bungbaruh dan Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, juga terindikasi salah sasaran. Sebab, di antara penerima BLSM kebanyakan keluarga mampu, bahkan di antaranya sudah terdaftar sebagai Jamaah Calon Haji (JCH) yang akan berangkat tahun ini. Sedangkan keluarga miskin yang hidup sebatangkara, justru tidak menerima. (uzi/muj/rah)