SUMENEP – Sedikitnya 50 kepala desa dari kecamatan Ambunten, Rubaru, Dasuk dan Pasongsongan menyatakan siap mendukunga dan memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Bambang-Said. Pernyataan sikap kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Kepala Desa (AKD) Se-Kabupaten Sumenep tesebut saat Said Abdullah berbuka bersama dengan puluhan kepala desa di Balai Desa Tambak Agung Tengah, Kecamatan Ambunten, Minggu (21/7).
Pantauan Koran Madura, Said Abdullah mendapat sambutan hangat dari puluhan kepala desa. Terlihat puluhan kepala desa berebutan menyalami Said sembari memeluk. Said pun tanpa sungkan memeluk mereka layaknya keluarga sendiri, bahkan tanpa ragu Said Abdullah bercanda ria bersama mereka, seolah tak ada sekap, atau yang lebih tinggi derajatnya, semuanya sama.
Kepala Desa Tambak Agung Tengah H. Zainla mengungkapkan, AKD di empat kecamatan berkumpul pada kesempatan kali ini tak ada tujuan lain selain untuk mengawal dan memenangkan Bambang-Said menuju Jatim yang baik.
“Puluhan kepala desa yang berkumpul di balai Desa Tambak Agung Tengah memang tak ada tujuan lain kecuali untuk mengawal dan mendukung Said Abdullah menuju Jatim yang lebih baik. Sebab, selain beliau adalah tokoh Madura asli, beliau juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap rakyat kecil. Buktinya, saat beliau pulang ke kampung halamannya sudah bisa dipastikan beliau pasti berbagi dengan rakyat kecil,” ucapnya.
H. Zainal dan puluhan kepala desa hanya berharap jika nantinya beliau benar-benar terpilih sebagai Wagub Jatim, permintaan mereka tak begitu muluk-muluk, hanya satu, perjuangkan harkat dan martabat rakyat kecil. “Terutama masyarakat Madura yang mayoritas adalah petani yang berpenghasilan rendah,” harapnya.
Sementara Said Abdullah dalam sambutannya mengungkapkan, jika dirinya terpilih pada kontestasi pilgub mendatang, masyarakat tak usah minta dan memaksa dirinya untuk memperjuangkan harkat dan martabatnya. “Tanpa jadi cawagub pun, sudah seharusnya bagi saya untuk memperjuangkan harkat dan martabat rakyat kecil, apalagi masyarakat saya sendiri, Madura tercinta,” ucapnya.
Sebenarnya, menurut Said, dirinya memang tidak harus meminta, apalagi memaksa ada pernyataan sikap dari puluhan kepala desa. “Di Situbondo memang suidah ada pernyataan sikap dari AKD bahwa mereka siap mengawal Bambang-Said menuju Jatim Baru. Dan malam ini, di Probolinggo juga ada pernyataan sikap dari AKS, sama seperti yang di Situbondo. Di Pamekasan pernyataan sikap pun dari puluhan kepala desa juga sudah selesai. Kalau di Sumenep, mungkin tidak terlalu penting bagi saya harus meminta dan memaksa ada pernyataan sikap, taka pa kepala desa memilih yang lain, yang terpenting rakyatnya yang memilih Bambang-Said,” ungkap Said tertawa sembari diikuti oleh tepukan dan tanda jempol dari puluhan Kades.
Dalam sambutannya, Said Abdulah mengatakan kepada seluruh kepala desa hadir, tak usah khawatir dan dikhawatirkan Said Abdullah akan mengkhianati janjinya. “Said Abdullah pantang mengkhianti janjinya, apapun yang terjadi nanti, jadi atau tidak, Said Abdullah tetap menjadi bagian dari masyarakat. Jadi, gak usah khawatir, Said Abdullah selalu ada di depan jika berbicara soal rakyat,” ucapnya lantang.
Siap Sejahterakan Rakyat
Dalam waktu yang sama, Said Abdullah juga menyampaikan kepada seluruh AKD yang hadir pada waktu itu, bahwa pilgub sudah tinggal menghitung hari, yakni 29 Agustus yang akan datang, KPU hanya kasih waktu hari tenang 30 hari, maka mau tidak mau Bambang-Said harus keliling Jawa-Madura untuk meminta restu dan dukungan untuk Pilgub yang akan datang. “Termasuk kami ingin menyampaikan bahwa jika Bambang-Said nantinya benar-benar menjadi jawara dalam pilgub mendatang, maka ada satu program yang menjadi cita-cita kami dalam membangun desa yang makmur dan sejahtera. Program tersebut adalah Pro Semar atau Program Sedesa Setengah Miliar. Program ini, selain Kartu Jempol sehat, memang menjadi program prioritas kami dalam membangun jatim ke depan yang lebih baik,” kata Said.
Said menuturkan bahwa dahulu, dirinya punya cita-cita dan mimpi ketika dalam perjalanannya menjuju parlemen. Mimpin itu tak lain adalah menekan angka kemiskinan yang jumlahnya kian meningkat tiap tahun. “Di semua kabupaten di Madura saya telah sampaikan kepada para Bupati agar dalam membangun masyarakat jangan setengah-setengah, tetapi betul-betul dengan niat dan upaya keras agar rakyat benar-benar makmur dan sejahtera,” ucapnya
Cawagub Jatim yang masih menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi VIII tersebut mencontohkan seperti penunjukan langsung atau PL yang setiap tahun itu jumlahnya 50 juta diberikan kepada masyarakat, sehingga jika itu benar-benar menyentuh akan membuat masyarakat menjadi makmur dan sejahtera. “Bahkan jika Bupati ingin duduk kembali pada periode selanjutnya, saya jamin pasti jadi lagi. Namun, masalahnya, dari 3 Bupati yang telah kami datangi dan menawarkan konsep seperti itu, sepertinya hingga hari masih dalam tahap mimpi. Termasuk di Sumenep sendiri, sudah tahun ketiga, mimpi saya agar ada PL yang jumlahnya 50 juta itu diserahkan kepada semua desa agar program membangun masyarakat yang makmur itu benar-benar terealisasi,” jelas Said
Maka dari itu, lanjutnya, ketika Ibu Mega meminta dirinya untuk ikut berkontestasi dalam pilgub mendatang mendampingi Bambang DH, langsung dirinya minta kepada Bambang DH agar soal urusan desa dirinya akan bertanggung jawab. “Saya bilang ke mas Bambang, silahkan sampean urus semua hal yang berkaitan pemerintahan, tetapi hanya satu hal yang saya minta, urusan desa adalah tanggung jawab saya. Karena saya ingin dari anggaran pemerintah Jatim yang 17 Triliun itu bisa disisihkan 3 miliar untuk membangun desa. Sehingga tanpa diminta, semua desa akan dapat bantuan 500 juta setiap tahun. Dan angka itu bagi saya cukup proporsional untuk meningkatkan desa,” terangnya.
Meningkatkan Kualitas Desa
Selain daripada itu, dalam menuju singgasana Jatim, ada satu impian lagi yang hendak Said capai, yaitu membangun desa yang mapan, berkualitas, mandiri dan punya daya saing tinggi. Dalam hemat Said, ribuan desa di Provinsi Jatim, masih berada nol persen dalam hal kualitas. “Padahal, semestinya desa kita sudah jadi desa tingkat tiga. Namun, hingga kini desa tingkat tiga yang berkualitas dan berdikari masih jauh dari harapan. Kenapa? Karena pemerintah masih setengah hati dalam memberdayakan desa,” ujarnya.
Salah satu buktinya, menurut Said, desa tidak diberkan kesempatan untuk bisa berkembang sesuai yang diharapkan. “Karena dalam hemat saya, bukan Gubernur atau Bupatinya yang menentukan kewenangan, tetapi biarkan desa sendiri yang mengelola aset. Gubernur dan Bupati cukup ngasih 500 juta kepada semua desa, dan hanya tingga bilang, 500 juta tersebut silahkan kelola dengan baik menuju desa yang berkualias,” jelasnya.
Tetapi yang penting, lanjut Said, indeks pembangunan desa tiap tahun mengalami peningkatan. “Jika indeks setiap tahun naik terus, maka pemerintah akan bisa mengukur sejauh mana dana tersebut digunakan untuk memberdayakan desa. Bukan malah kades pontang-panting cari program sendiri, bahkan di suruh bayar 10-15 persen, maka tak salah kadesnya tanah, masih mending begitu, daripada mati, nanti rakyatanya yang sengsara,” tandasnya. (sym)