PAMEKASAN – Kondisi pantai di Desa Tontoraja makin parah. Di wilayah itu nyaris tidak ada lagi batas antara pantai dengan rumah warga akibat pengikisan air laut yang salah satunya disebabkan oleh maraknya penambangan pasir secara liar.
Bahkan, beberapa waktu lalu, puluhan rumah di desa itu rusak akibat dihantam ombak yang disertai angin kencang. Sebagian rumah itu tidak bisa ditempati karena mengalami kerusakan cukup parah. Sedikitnya lima keluarga di desa itu harus meninggalkan rumah mereka yang rusak parah dan mengungsi ke rumah sanak famili sambil menunggu perbaikan.
Ombak besar yang disertai angin kencang menghantam wilayah pesisir Pasean dan memukul puluhan rumah yang berada persis di pinggir pantai. Air laut bahkan masuk dari dinding rumah yang retak hingga sebagian warga terpaksa menambalnya dengan kayu maupun seng.
Sejak saat itu, seluruh warga yang rumahnya berada persis di pinggir pantai, memilih berada di luar rumah setiap kali air laut pasang. Mereka hanya masuk ke rumah hanya sesekali untuk keperluan memasak dan mengambil pakaian.
Akibat hantaman ombak itu, puluhan rumah mengalami kerusakan cukup parah, satu di antaranya roboh. Sebagian besar rumah warga itu mengalami kerusakan di dinding bagian belakang.
Sujai, warga Tlonto Raja yang rumahnya roboh mengatakan saat ini banyak warga yang terpaksa mengungsi, meski rumah mereka hanya mengalami kerusakan kecil, karena khawatir rumah mereka juga roboh. Mereka menumpang di rumah saudara maupun di tetangga sekitar yang tidak berada di pinggir pantai.
Selain merusak rumah warga, hantaman ombak juga menyebabkan tangkis laut yang dibangun pemerintah setempat dan swadaya masyarakat rusak. Sedikitnya ada tiga titik tangkis yang jebol hingga air laut masuk ke permukiman warga.
Bupati Pamekasan, Achmad Syafii mengatakan pemerintah sudah merencanakan pembangunan tangkis laut di sepanjang pantai utara yang berdekatan dengan permukiman warga. Pembangunan tangkis itu merupakan bagian dari pembangunan kawasan utara yang diproyeksikan sebagai kota kedua di Pamekasan.
Untuk tahun ini, lanjutnya, pemerintah melalui Balai Sungai Berantas akan membengun tangkis laut di pantura Pamekasan, yaitu di Kecamatan Pasean dan Batumarmar. Pembangunan itu merupakan bagian dari proses percepatan infrastuktur di pantura. Untuk di dua kecamatan itu, pemerintan menyiapkan anggaran sebesar Rp 40 miliar.
Selain itu, pihaknya akan menerapkan aturan tegas bagi penambang pasir yang diduga menjadi penyebab terjadinya abrasi, sehingga kondisi pesisir di sepanjang Pantai Batumarmar hingga Pasean makin dekat dengan permukiman warga.
Selama ini, upaya penanganan terhadap para penambang itu sudah dilakukan, namun belum menunjukkan hasil yang maksimal. Upaya itu akan terus ditingkatkan disertai dengan tindakan tegas, sehingga lingkungan di wilayah itu bisa terselamatkan.
Menurut Rohah, warga Tlonto Raja, awalnya pantai di desa itu jauh dari permukiman. Bahkan, di pinggir pantai, pernah ada lapangan yang biasa digunakan anak-anak di desa tersebut bermain.
Namun, akibat maraknya penambangan pasir yang sebagian dilakukan oleh warga di luar desa itu, kondisi pantai makin dekat dengan permukiman, bahkan saat ini nyaris tidak ada batas antara pantai dengan rumah warga. “Jika tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan kondisinya makin parah,” katanya. (muj/rah)