SUMENEP – Setelah menunggu kurang lebih satu jam setengah untuk sahur bersama orang nomor satu di Sumenep, Kamis (25/7) pukul 2.00 dini hari, warga mulai gelisah.Sebagian warga yang sudah mendapatkan kupon menyobek kuponnya karena tidak tahan dan pergi meninggalkan Taman Adipura, tempat dilaksanakannya sahur antara Bupati dengan Para PKL, Tukang Becak dan pedagang Asongan.
Namun, kupon yang disediakan berjumlah 200 buah tidak sesuai dengan jumlah pengunjung yang lebih dari 300 orang. Banyak di antara mereka yang tidak mendapatkanjatah makanan sahur. Sayangnya, mereka yang mayoritas pedagang dan abang becak ini harus rela mengantre dan berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan yang telah disediakan oleh pemerintah.
Salah seorang yang ikut sahur dengan bupati mengatakan, ia membayangkan sahur dengan orang nomor satu di Sumenep akan nikmat, tapi ternyata tidak. “Sudah menunggunya lama, hampir imsak begini pula, sudah tidak kebagian jatah makan sahur,” tutur Suharno, seorang tukang becak yang kecewa.
Ia mengaku menyesal sudah datang ke tempat itu. Seandainya tidak menghargai undangan dan kupon yang diberikan kepadanya tidak akan datang. Ia mengatakan, bisa juga membeli nasi goreng atau soto dan es teh tanpa repot menunggu seseorang terlebih dahulu dan langsung menyantapnya.
Apa yang dikatakan Suhartono, berbeda dari yang dituturkan warga yang memang sabar menunggu kedatangan Bupati dan rombongan.”Ya kami rela menunggu lama yang penting bisa sahur bersama, karena jarang ada seperti ini pada bulan puasa sebelumnya. hal seperti ini memang perlu digalakkan setiap tahun, disamping membantu masyarakat, juga dapat menjalin silaturrahmi antar sesama,” jelas Sainuddin (55), salah seorang warga yang ikut sahur bareng.
Hal senada juga disampaikan oleh, Sahwiya (35) seorang pedagang kacang. Ia menuturkan, dengan sahur bareng ini dirinya merasa dapat berkumpul dengan para tetangga yang tidak mudah ditemukan. Ia berharap dapat menjalin silaturrahmi antar sesama pedagang asongan dan tukang becak. “Sahur bareng begini sulit dilakukan. Meskipun memang lama menunggu bupati, tapi tak apalah yang penting sudah berkumpul begini,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan Koran Madura dilapangan, warga yang datang ke acara sahur itu memang bukan hanya terdiri dari orang dewasa saja. Melainkan juga anak-anak ikut meramaikan sahur bareng. Antrean panjang terjadi ketika saat sahur hendak dimulai, mereka yang juga terdiri dari kaum duafa mengambi menu masakan yang telah disediakan itu secara berdesakan karena khawatir tidak kebagian.
Sekitar 300 orang yang mengikuti sahur bareng disediakan menu masakan, seperti, soto ayam, nasi goreng dan gado-gado, mereka menikmati hidangan secara bersama-sama sesuai dengan keinginan selera masing-masing.
Namun bahkan mereka harus menunggu sekitar 1,5 jam, kemudian setelah dibagikan warga pun berdesak-desakan demi mendapatkan sesuap nasi untuk sahur. Bahkan jurnalis Koran Madura dan beberapa media lain tidak berhasil mewawancarai bupati karena waktu keburu imsak. (athink/mk)