SUMENEP – Dalam razia terhadap hewan kurban Idul Adha, Dinas Peternakan Kabupaten Sumenep menemukan hewan berpenyakit. Seperti razia di Jalan Lontar Desa Pangarangan, dan Pabian, Kecamatan Kota Sumenep, Rabu (9/10) petugas menemukan hewan berpenyakit mata dengan bulu yang rontok.
Data yang diperoleh Koran Madura dari disnak, dari 125 kambing yang disiapkan untuk dijadikan kurban, sudah ada empat kambing yang positif menderita penyakit mata. Namun, penyakit tersebut tidak berbahaya dan mempengaruhi kualitas daging.
”Iya, ada beberapa hewan kenak penyakit, yakni penyakit mata. Tetapi penyakit tersebut tidak masuk kategori penyakit yang membahayakan, karena bukan jenis penyakit menular, sehingga tidak berdampak terhadap daging kurban,” jelas Kepala Disnak, Arief Rusdi.
Dinas Peternakan sudah memberikan obat terhadap hewan kurban yang berpenyakit. “Agar tidak menular ke hewan yang lain, kami langsung berikan obat mata,” jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat tidak terlalu khawatir dengan penyakit tersebut. Menurutnya, penyakit mata yang menyerang kambing bisa disembuhkan dalam jangka 1 hari. ”Penyakit mata bisa disembuhkan dalam jangka satu hari, jadi masyarakat tidak usah khawatir,” ujarnya.
Sementara terhadap hewan jenis sapi, dari 60 ekor sapi yang disurvei, untuk sementra belum ditemukan ada yang berpenyakit. “Sedangkan kalau untuk sapi Alhamdulillah aman-aman saja,” ujarnya.
Secara terpisah, Jalamaluddin (35), warga Pangarangan, mengaku terus waspada menjaga hewan ternaknya dari serangan penyakit. Setiap hari, dirinya terus menjaga, memantau dan melakukan perawatan terhadap hewan kurban tersebut. Jika terdapat hal mengganjal pada hewan ternak yang dipeliharanya, ia langsung melaporkan ke Dinas Peternakan.
”Ya saya kan tidak mau nantinya ada kambing yang penyakitan dan berbahaya jika dikonsumsi. Tetapi sejauh ini, 65 kambing yang saya rawat tidak ada penyakit apa pun,” terang peria beranak tiga.
Naik
Sementara harga hewan kurban di pasaran naik hingga empat puluh persen dari tahun sebelumnya. Hewan jenis sapi yang layak untuk dijadikan kurban berkisar Rp. 7,5 sampai Rp. 11 juta.
Mohammad Taufik, salah satu penjual hewan kurban, mengungkapkan, naiknya harga hewan menjelang Idul Adha sangat menguntungkan pedagang. Sebab, sejak dalam beberapa bulan terakhir harga sapi maupun kambing tidak pernah naik, bahkan sempat turun.
Dia mengakui, untuk beberapa hewan yang sakit, banyak pemiliknya tidak tahu soal hewan peliharaannya. Sebab secara fisik tidak terlalu tampak bahwa sedang mengidap penyakit. Para pedagang hewan juga tidak tahu menahu soal rencana sidak yang dilakukan disnak, sebab tidak diberitahu sebelumnya. (sym/athink/mk)