SAMPANG – Madura Development Watch (MDW) sedang menelusuri validitas data penerima pencairan Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Kabupaten Sampang. Pasalnya, pencairan dana BSM itu dinilai ada indikasi data fiktif sejak tahun 2010 hingga 2012.
Ketua Madura Development Watch (MDW) Tamsul dirinya mendengar kabar jika sebanyak 75.352 siswa di bawah naungan Kantor Kementerian Agama (Kankamenag) setempat, hingga kini belum bisa menerima pencairan BSM. Total anggaran mencapai sebesar Rp 34.665.450.000.
Alasan dari Kankamenag sendiri belum bisa mencairkan dana BSM tersebut, disebabkan proses pembuatan buku rekening penerima siswa hingga kini belum terselesaikan. Meski, berkas sudah disetorkan ke Kantor Pusat Perbendaharaan Negara (KPPN) Pamekasan pada 23 Desember lalu.
“Saya pikir ini ada indikasi data fiktif terbukti sejak tahun 2010 sampai 2012 dari adanya pencairan BSM ini,” ucap Tamsul, Minggu (29/12). Diketahui, dana BSM bersumber dari APBN dan APBN-P.
Jumlah siswa dari semua tingkatan yang memperoleh BSM dari APBN sebanyak 19.983 orang dengan total dana sebesar Rp 9.599.265.000. Sedangkan siswa dari semua tingkatan yang memperoleh dari APBN-P sebanyak 55.369 siswa dengan total dana sebesar Rp 25.066.185.000. Sehingga dana keseleruhan untuk BSM yang belum dicairkan sebesar Rp 34.665.450.000.
Tak hanya itu, Tamsul juga menilai bahwa alasan tersebut merupakan alasan klasik. Sehingga, alasan itu tidak bisa dibenarkan secara logika hukum dan administrasi keuangan. “Saya melihat molornya ini disebabkan karena molornya penetapan penerima bantuan yg tahun ketahun sebelumnya ada indikasi markup data,” jelasnya.
Dikatakannya, di sisi lain pada tahun 2010 seperti salah satunya pencairan BSM Progaram Makanan Tambahan Siswa (PMTAS) dibawah koordinasi Kamenag timbul banyak masalah serta terindikasi adanya data fiktif. “Tahun 2010 dan seterusnya khusus data penerima ada indikasi fiktif atau markup,” tandasnya.
Kepala Seksi Pendidikan Madarasah (Kasi Penda) Syamsuri saat dikonfirmasi belum bisa memberikan komentar banyak. Namun, dirinya membenarkan jika pencairan BSM sebayak 75.352 siswa belum bisa menerima dikarenakan proses pembuatan buku rekening belum selesai.
“Iya memang benar cuma mungkin lebih jelasnya besok, Senin (30/12) ketemu di kantor saja, Mas biar datanya lebih lengkap. Sekarang (29/12) saya masih rapat ini,” tuturnya melalu saluran telepon. (ryn/mk)