SUMENEP – Sejumlah warga Dusun Sempong Timur, Desa Pasongsongan, Kecamatan Pasongsongan, digegerkan dengan ambruknya tanah sekitar sepanjang 500 meter dengan kedalaman sekitar 50 meter, Senin (27/1). Amblesnya areal persawahan itu diduga akibat hujan deras.
Peristiwa mengejutkan itu terjadi kemarin sekitar pukul 12.30 WIB. Warga baru mengetahuinya pada pagi harinya. Informasi tentang tanah ambles tersebut langsung menyebar luas. Warga sekitar berdatangan untuk melihat kejadian yang dianggap aneh itu.
Syafrawi, warga Kecamatan Pasongsonagan, menjelaskan, dirinya mengaku baru tahu kejadian itu pagi hari setelah warga sekitar berbondong bondong menghampiri tempat itu. ”Kami tidak tahu jika ada kejadian itu, namun kami tahu ketika waraga di sini santer membicarakan, sehingga kami pun melihatnya di sana,” terangnya di tempat perkara.
Menurutnya, pada malam hari memang ada bunyi gemuruh yang sangat keras yang diprediksi warga dari arah lokasi ambruknya tanah itu. Namun karena disangka bunyi biasa, warga setempat tetap tenang dan adem. ”Kabarnya pasa kajiannya, yakni sekitar pukul 12.30 ada bunyi gemuruh, entah itu sudah ambruk atau pun tidak kami tidak tahu juga,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai motif ambrulnya tanah itu, pihaknya mengaku tidak tahu secara pasti. Namun pihaknya menduga fator cuaca ekstrem yang seringkali melanda Kabupaten Sumenep utamanya Kecamatan Pasongsongan. ”Keadaan tanah itu memang tanah labil, disampin memang dari atas ada aliran air, di bawah juga ada sungai, sehingga kemungkinan sudah tidak bisa menahannya kembali,” terangnya
Camat Pasongsongan, Arif Susanto, mengaku sudah mengimbau twarga agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 50-100 meter dari lokasi ambuknya tanah tersebut. ”Memang benar ada tanah ambruk. Kami sudah turun langsung ke lokasi tadi,” ungkapnya.
Ia meminta Badan Penaggulangan Bencara Daerah (BPBD) Sumenep untuk turun langsung ke lokasi. ”Kami mengimbau agar pemerintah bisa meninjau langsung. Karena ini menyangkut kemaslahatan masyarakat banyak,” pintanya.