PAMEKASAN – Program bantuan dana Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) bagi petani garam di Kabupaten Pamekasan tahun ini mengalami penurunan. Dari Rp 4,1 miliar pada tahun lalu, saat ini hanya Rp 3,6 miliar atau turun Rp 500 juta.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat, Nurul Widiastuti mengatakan turunnya alokasi bantuan yang bersumber dari APBN itu disebabkan bertambahnya luas lahan garam milik petani yang menjadi sasaran program tersebut. Dana tersebut nantinya akan dibagi menjadi dua alokasi, Rp 2,2 miliar berupa Bantuan Langsung Masrakat (BLM) yang akan diberikan kepada semua kelompok petani garam. Sisanya Rp 1,4 miliar akan digunakan sebagai anggaran untuk kegiatan pendukung.
“ Rp 2,2 miliar bantuan langsung ke rekening kelompok penerima dan sisanya untuk berbagai kegiatan, seperti sosialisasi kabupaten, review (evaluasi) pelaksanaan Pugar, biaya konsultan manajemen, dan adminustrasi kegiatan,” katanya.
Beberapa waktu lalu pihaknya telah menerima DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) bantuan tersebut dan masih menunggu selesainya Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pugar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sambil menunggu RKA, DKP melakukan identifikasi kelompok tani sebagai calon penerima bantuan. Pihaknya belum dapat menentukan jumlah kelompok petani garam yang akan mendapatkan bantuan tersebut.
Meskipun nilai bantuan itu turun, ia berharap 170 kelompok petani garam yang pada tahun 2013 mendapatkan bantuan tersebut, tahun ini kembali mendapatkan bantuan itu agar biaya produksi garam mereka bisa terbantu. “Kami masih menunggu RKA untuk dapat menentukan jumlah kelompok yang akan mendapatkan bantuan tahun ini. Jadi, walau anggaran menurun, tapi diharapkan semua kelompok tani bisa mendapatkan bantuan itu meski anggaran masing-masing kelompok berkurang,” katanya.
Dijelaskan Nurul, anggaran tahun 2013 lebih banyak karena dibagi menjadi dua ketegori. Pertama 17 kelompok baru dengan bantuan sebesar Rp 40 juta perkelompok. Keedua kategori kelompok lama sebanyak 153 kelompok dengan nilai bantuan perkelompok Rp 12,5 juta. Sementara pada tahun ini semua kelompok adalah keompok lama yang nilai bantuannya bisa sama rata.
Sambil menunggu turunnya RKA, tim pelaksana kabupaten saat ini masih fokus melakukan evaluasi pelaksanaan pugar 2013 lalu dengan melihat kelengkapan syarat penerima seperti yang telah ditentukan. Ia berharap program bentuan itu benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan petani garam wilayah itu.
“Program ini memiliki tujuan untuk mencapai program swasembada garam. Sehingga diharapkan kualitas dan jumlah produksi garam nasional akan terus meningkat,” katanya
Salah seorang pemanfaat Pugar 2013 di Kecamatan Galis, Sudaili mengatakan program tersebut cukup membantu di satu sisi, yakni peningkatan jumlah produksi dan kualitas hasil produksi. Namun program tersebut belum menyentuh bantuan pemasaran garam yang menjadi salah satu permasalahan yang dirasakan petani.
“Memang, di satu sisi jumlah dan kualitas hasil produksi meningkat. Sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan pemasaran yang baik, sehingga tetap menjadi masalah karena pada akhirnya persediaan menumpuk dan menyebabkan anjloknya harga,” kata Sudaili.