PROBOLINGGO – RSUD Tongas merupakan salah satu rumah sakit milik Pemkab Probolinggo, Namun rumah sakit yang beroperasi sejak 31 Oktober 2002, sampai detik ini tidak memiliki satu pun dokter spesialis alias kosong.
Akibat tidak tersedianya dokter itu, rumah sakit tipe D ini sulit menaikkan status ke tipe C pada saat dilaksanakan proses akreditasi.
Direktur RSUD Tongas, Kamaliyah Tjipluk Lestari, mengatakan pihaknya sebenarnya berkeinginan menaikkan status rumah sakit menjadi tipe C. Hanya saja faktor kurangnya tenaga medis menyebabkan sedikit terkendala.
“Kami tetap optimis pada akreditasi 2014 ini. Tapi kendalanya memang kurangnya dokter spesialis,” terangnya, kepada wartawan Minggu (26/1).
Menurutnya, pihaknya kesulitan merekrut tenaga dokter spesialis. Rumah sakit bertipe D milik Pemkab Probolinggo itu seharusnya mempunyai 4 dokter spesialis.
“Seharusnya kami mempunyai minimal 4 dokter spesialis yakni, kandungan dan kebidanan, anak, bedah, dan spesialis penyakit dalam,”tandas Kamaliyah Tjipluk Lestari.
Untuk menyiasati kekurangan, kata Kamaliyah Tjipluk Lestari, mengungkapkan semua dokter spesialis di RSUD Tongas merupakan dokter tamu yang satu kali seminggu kedatangannya. Di antaranya, dr Budi Poerwohadi SpPD spesialis penyakit dalam (Mantan Direktur RSUD Dr Moch. Saleh), dr H Aminuddin SpOg MMKEs spesialis penyakit kandungan.
Sedangkan kebidanan (Direktur RS Amanah), dan dr H Sarojo SpA spesialis anak (Direktur RSAB Muhammadiyah). “Saya di RSU Tongas merupakan direkturnya direktur rumah sakit,” terangnya.
Selain itu, rumah sakit tersebut juga kekurangan 2 dokter spesialis bedah “ Kami masih pinjam dr Abror SpB dan dr Suroso SpB,” beber Kamaliyah Tjipluk Lestari.
Salah satu langkah yang dilakukan, lanjut Kamaliyah Tjipluk Lestari, adalah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga medis. “Termasuk menyekolahkan dokter umum ke spesialis. Program itu sedang kita susun,” pungkasnya.