PAMEKASAN – Hujan deras yang disertai angin kencang yang terjadi Sabtu (25/1) di Pamekasan menyebabkan ruas jalan provinsi di Dusun Cok Gunung, Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, nyaris terputus karena longsor. Bagian ruas jalan tersebut terbelah menjadi dua. Akibatnya pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut harus bergantian, baik jalan dari arah selatan (Kecamatan Pakong), maupun pengendara yang datang dari arah utara (Kecamatan Pasean). Kondisi jalan licin dan membahayakan.
Sopir truk, Junaidi menuturkan kerusakan tersebut terjadi Sabtu sore. Sejumlah warga secara sukarela menimbun jalan tersebut menggunakan batu agar kerusakan tidak bertambah parah.
Untuk itu, kata Junaidi, dirinya secara sukarela menurunkan batu di truknya untuk menimbun jalan yang nyaris tak bisa dilalui itu agar bisa digunakan lagi oleh semua kendaraan. “Batu ini pesanan orang, namun mau bagaimana lagi, kondisi jalanya sudah parah seperti ini, mau tidak mau harus saya pakai dulu,” kata Junaidi.
Kerusakan jalan tersebut, kata dia, kerapkali terjadi terutama pada musim hujan. Hal itu disebabkan kondisi tanah yang labil dan tidak ada tembok penahan tanah yang kuat. Karenanya ia berharap pemerintah segera membangun tembok penahan tanah di beberapa titik yang dinilai rawan longsor.
Warga Dusun Cok Gunung Agung mengatakan kerusakan jalan akibat longsor itu merupakan kali kedua yang tergolong parah. Yang pertama terjadi pada tahun 2005 lalu. Namun kerusakan saat ini lebih parah dibanding sebelumnya.
Pengamat dan Pemantau Jalan Provinsi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jawa Timur, Abdus Salam mengatakan pihaknya akan segera melakukan perbaikan. Namun untuk sementara waktu, PU Bina Marga Provinsi hanya akan melakukan penimbunan menggunakan batu. “Yang peting jalan ini bisa dilewati dan tidak membahayakan ke pengguna jalan. Kami akan segera melakukan perbaikan,” jelasnya.
Ia mengakui kerusakan itu bukan hanya sekali terjadi, karena tahun-tahun sebelumnya juga terjadi hal yang sama. Karenanya saat ini timnya tengah mengkaji langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Sebab, dalam pandangannya, penanganan masalah jalan tersebut, tidak cukup dengan hanya melakukan perbaikan jalan, namun dibutuhkan pembangunan sarana pendukung berupa tembok penahan tanah.
“Kami masih akan melihat langkah apa yang harus kami lakukan untuk mengatasi masalah ini. Sebab kalau hanya dilakukan perbaikan jalan, kami nilai tidak akan bisa mengatasinya,” katanya.