PAMEKASAN – Banyak cara dilakukan partai politik (Parpol) maupun calon anggota legislatif (Caleg) untuk menarik dukungan dari masyarakat pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 ini. Ada yang melakukan pendekatan melalui pertemuan ke kelompok-kelompok masyarakat, menjanjikan program pemerintah, bahkan ada juga yang mempolitisasi program pertanian melalui layanan pengendalian penyakit tanaman melalui kelompok tani.Salah satunya melalui politisasi pengendalian penyakit tanaman padi di Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur, Pamekasan pada Senin (27/1) kemarin.
Politisasi program pengendalian penyakit tanaman padi dengan penyemprotan fungisida di daerah tersebut diduga dilakukan oleh Pengamat Hama Penyakit(PHP) Provinsi Jawa Timur, yang bertugas di wilayah tersebut. Petugas PHP datang langsung ke lokasi untuk memberikan penyuluhan dan pengendalian massal pada tanaman padi yang diserang penyakit blas.
Sebelum dilakukan penyemprotan, petugas PHP terlebih dahulu memberikan kaos seragam warna biru, yang terdapat lambang dan nama Partai Nasional Demokrat (NasDem). Usai penyemprotan tanaman yang terserang penyakit, para petani di wilayah itu dikumpulkan di halaman rumah warga untuk untuk menandatangani daftar hadir sekaligus pembagian stiker salah satu Caleg DPR-RI dari Partai NasDem asal daerah pemilihan (Dapil) XI Madura.
“Ini Caleg DPR Pusat, nanti didukung ya,” kata seorang petugas yang tidak diketahui namanya sambil menyerahkan fungisida dan stiker Caleg kepada masyarakat.
Koordinator PHP Provinsi Jawa Timur yang bertugas di Pamekasan, Anwar Sodiq mengatakan hadir ke lokasi pengendalian penyakit tanaman di daerah itu atas undangan PHP setempat. Ia mengatakan pihaknya hanya memberikan penyuluhan dan menyiapkan bahan aktif fungisida sebagai stimulan kepada petani agar hasil produksi pertanian masyarakat bisa maksimal. Sebab penyakit blas bila dibiarkan bisa mengurangi produksi, karena penyakit blas bisa mengakibatkan busuk leher dan merusak benih.
“Mesti produksi turun. Sekarang yang terserang daun, setelah tumbuh buah nanti bisa menyerang ke leher malai. Kalau sudah seperti itu otomatis pengaruh, karena saluran makanan terganggu. Akhirnya pucuknya isi, tapi bawahnya kosong, otomatis bobotnya juga kurang,” katanya.
Anwar Sodiq tidak menjelaskan tentang dugaan politisasi program pertanian itu, karena selain hanya menghadiri undangan, ia juga tidak boleh berpolitik.
Sementara PHP setempat, Cacuk Wiyono tidak mau berkomentar banyak. Justru menganggap partai dan caleg sebagaimana tertulis dalam stiker dan kaos yang dibagikan kepada masyarakat sebagai sponsor. “Ini ada sponsornya,” katanya singkat.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Pamekasan memastikan kegiatan yang dilakukan PHP di Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur, yang diduga mempolitisasi program pertanian tidak ada kaitannya dengan Disperta setempat. Ia sudah mengecek pengeluaran fungisida pada hari tersebut tidak ada yang dikirim ke wilayah Kadur karena petugas Disperta Pamekasan sedang melakukan kegiatan di wilayah Pademawu.
“Saya sudah cek, itu gak ada kaitannya dengan saya. Jadi pembagian kaos partai, stiker caleg, dan semacamnya itu bukan dari kami. Kemungkinan itu dari laboratorium, yang kantornya di depan kantor saya,” katanya.
Serangan penyakit blas pada tanaman padi di Pamekasan hampir terjadi di semua kecamatan penghasil padi. Namun mengenai luas lahan yang terserang belum diketahui pasti, karena laporannya masuk setiap akhir bulan.
Serangan penyakit dan hama tanaman padi di Pamekasan tidak hanya penyakit blas (Pyricularia Grisea Sacc), tetapi terdapat penyakit lain seperti xanthomonas dan serangan hama tikus yang dapat merusak pertanian warga. Keseluruhannya sudah dilakukan pengendalian oleh petugas PHP yang selalu bersentuhan dengan petani.