PROBOLINGGO – Kedatangan Hary Tanosoedibjo, Minggu, (26/1) kemarin di Probolinggo, disambut oleh puluhan kader partai Hanura dan para celeg di daerah. Pertemuan yang dilaksanakan disebuah rumah makan di Kabupaten Probolinggo sedikit mengejutkan.
Pasalnya dalam sambutannya dia menilai partai Nasdem sebagai salah satu partai yang pernah di rintisanya saat ini tidak memiliki modal.“Kalian jangan gentar dan takut tentang adanya partai Nasdem di dalam pemilu mendatang, Karena partai tersebut, saat ini merupakan partai yang tidak memiliki modal,” kata, Hari Tanosoedibjo, saat memberikan penjelasan kepada kader partai Hanura.
Menurutnya, partai Nasdem yang merupakan rintisan dirinya. Bahkan dia juga mengaku kalau srategi partai sudah ditangannya.”Saya yang memilki strategi tersebut. Jadi nggak usah khawatir,” tegasnya dengan nada optimis.
Hary Tanosoedibjo, merupakan salah satu big bos dari salah ratu media nasionel tersebut mengaku, besarnya partai Nasdem di Jawa Timut dan di Probolinggo, bukan karena peran pimpinan partai dari pusat. Namun karena peran dari Hasan Aminuddin.
“Karena beliau yang mendanai semua kegiatan Nasdem di Jatim, termasuk Probolinggo,” terangnya Pria kelahiran Surabaya 26 September 1965.
Disisi lain, kader partai Hanura Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mudianto, mempertanyakan, niatan para caleg Hanura Propinsi, dan pusat. Dia menilai, selama ini caleg yang melewati Dapil Probolinggo – Pasuruan belum ada kejelasan.
“Apakah betul-betul nyaleg atau tidak. Sampai saat ini belum ada sinergitas antara caleg yang ada di daerah. Karena hal ini, bisa berdampak kepada perolehan suara Hanura pada pemilu mendatang,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Piminan Daerah (DPD) Kabupaten Probolinggo, Ahmad Rifa’i saat mau dimintai keterangan tentang kesiapan partainya dalam pertarungan dalam pemilu legislatif 9 April mendatang, dan atas tudingan partai Nasdem dinilai tidak memiliki modal, belum bisa dihubungi.
Masuk Kampus Tak Lepas Atribut Parpol
Selepas acara tersebut, Hary Tanoesoedibjo memberikan kuliah Umum di Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo, Namun Kedatangnya ke dunia akademis itu, rombongan yang mendampinginya masih beratribut parpol Hanura.
Dengan kelengkapan atribut partai, membuat mahasiswa sedikit kecewa.“Kalau masalah kedatangan pak Hary Tanoesoedibjo sebagai dosen kuliah umum kewirausahaan tidak masalah. Namun romobongan yang mendampingi beliau kok masih beratribut baju Hanura,” keluh Tomi salah satu Mahasiswa sastra Fakultas Sastra itu.
Menurutnya, selayaknya kalau mau datang ke kampus selayaknya, atribut parpolnya jangan sampai melekat. Karena ini bisa dinilai merupakan politisi kampus.”Kampus secara tidak langsung sudah mulai dirasuki oleh dunia politik praktis, apalagi tahun ini merupakan tahun politik,” terangnya sembari menunjuk atribut yang masih dikapai pengurus Hanura.
Sementara, itu Rektor UPM Probolinggo, Ngatimun, menegaskan kedatangan Hary Tanoesoedibjo ke kampus yang dikelolanya. Bukan karena partai yang di ikutinya. Namun dia menilai kapasitas beliau sebagai dosen mata kuliah umum.
“Yang diundang bukan poltiknya tetapi sebagai direktur MNC group. Jadi kami ingin menimba ilmu dan pengalaman sebagi interprenuer yang dianggap sukses di Indonesia,” jelasnya.