PAMEKASAN – Cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan terakhir membawa dampak cukup serius bagi pembudidaya rumput laut di Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Sebab kondisi tersebut mengakibatkan turunnya kualitas dan produksi rumput laut. Hal ini terjadi karena tingginya gelombang yang mengempaskan pasir ke ancak (tempat budidaya) rumput laut.
Salah satu petani asal Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Ma’ruf mengatakan para petani rumput laut terpaksa memanen dini tanaman mereka karena khawatir kerusakan pada rumput laut semakin parah. Biasanya petani memanen rumput laut setelah memasuki usia 40 hari, namun saat ini terpaksa harus dipanen dalam usia 30 hari.
Dari hasil panen dini itu, produksi pertanian juga menyusut. Biasanya petani bisa memanen rumput laut kering seberat 800 kg setiap ancak, namun saat ini hanya bisa menghasilkan 500 kg rumput laut kering. Sehingga penyusutan produksi rumput laut mencapai 300 kg. Padahal bibit yang ditanam sama dengan jumlah bibit yang ditanam sebelumnya, yakni sebanyak 300 kg per-ancak.
Selain penyusutan produksi, harga rumput laut juga menurun dari harga sebelumnya. Biasanya petani menjual rumput laut seharga Rp 13 ribu persatu kilo rumput laut kering, namun saat ini hanya laku Rp 10 ribu perkilonya.
“Campuran air laut dan air hujan sangat berpengaruh. Sekarang ini rumput laut kotor terkena lumpur. Kalau tidak dipanen dini bisa makin rusak,” katanya.
Makruf mengaku mengalami kerugian cukup besar karena hasil penjualan rumput laut belum bisa menutupi modal yang dikeluarkan. Sebab selain harus membeli bibit, petani juga harus mengeluarkan biaya untuk pembuatan ancak, biaya perawatan dan upah pekerja.
“Semuanya butuh biaya, Mas. Mulai dari penyiapan tempat, bibit, biaya perawatan termasuk saat panen juga butuh biaya. Karena tidak mungkin kami mengangkut dan membersihkan sendiri, jadi pakai jasa pekerja,” katanya.
Ia menambahkan kondisi semacam itu tidak hanya menimpa satu atau dua petani, tetapi hampir semuanya terkena dampak. Ia berharap ada perhatian pemerintah, untuk memberi pembinaan teknik budidaya yang aman, efisien, dan lebih memberi keuntungan bagi petani. Terlebih teknis budidaya yang tidak terpengaruh cuaca, termasuk bantuan peralatan teknologi pertanian yang memadai.
Sampai berita ditulis, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pamekasan Nurul Widiastutik belum bisa diminta konfirmasi terkait keresahan petani itu.