SAMPANG – Arus lalu lintas di Jalan Raya Penyepen, Kecamatan Jrengik, lumpuh hingga menyebabkan terjadinya kemacetan sepanjang. Hal itu disebabkan Sungai Panyepen meluap sampai ke badan jalan dan air menggenangi jalan raya.
Kendaraan roda dua maupun roda empat dari arah barat (Bangkalan) dan arah timur (Pamekasan) yang hendak melintasi jalan tersebut terjebak banjir, Selasa (28/1). Sejumlah kendaraan terlihat mogok saat berupaya menerobos genangan banjir. Antrean kendaraan sejak pagi sudah mencapai 4 kilometer lebih.
Saiful Bahri (46), warga Desa Taman Jiken, Kecamatan Jrengik, mengatakan, air itu mulai memasuki ruas jalan sejak pagi. Memang, Senin (27/1) malam mulai sekitar pukul 23.00 Wib hingga menjelang pagi hari di daerah tersebut terjadi hujan deras.
“Air sudah masuk pukul 05.30 wib pagi tadi, Mas, karena semalam hujannya lebat dan tidak berhenti-henti yang menyebabkan Sungai Panyepen meluap sampai banjir seperti ini,” ucapnya di lokasi, kemarin.
Selain mengganggu arus lalu lintas jalan nasional, hujan desa merendam Desa Taman Jiken, Desa Panyepen, Desa Bungkak, Desa Majangan, dan Desa Margantoko. Ratusan rumah warga di desa itu tergenang air hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sampang, Wisnu Hartono, menuturkan, selain merendam ratusan rumah warga, banjir yang terjadi di Kecamatan Jrengik juga merendam ratusan hektare lahan pertanian milik warga.
Tanaman padi milik warga yang baru tanam terancam gagal panen. “Tapi kami belum mengetahui secara pasti jumlah korban banjir di sana, karena petugas sampai saat ini masih melakukan pendataan,” jelasnya.
Menurut Hartono, Jrengik termasuk kecamatan yang rawan banjir di antara 14 kecamatan yang ada di wilayah itu. “Namun demikian, wilayah itu tidak termasuk “garis merah” atau wilayah yang sangat rawan banjir,” terangnya.
Untuk mengevakuasi warga, petugas kepolisian Polres Sampang menyiapkan sebanyak tiga unit perahu karet di lokasi banjir, guna membantu warga yang terjebak banjir.
Kapolres Sampang AKBP Imran Edwin Siregar menjelaskan, pihaknya sengaja menyediakan perahu karet untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. “Misalnya, ada pengendara yang terjebak banjir dan usianya sudah tua, ya kami bantu dengan menggunakan perahu karet ini,” terang Kapolres.
Banjir akibar hujan deras dan sungai meluap yang terjadi di Kecamatan Jrengik, itu telah menyebabkan arus lalu lintas lumpuh. Ketinggian air di jalan antara 30 sentimeter hingga 1 meter.
Kapolsek Jrengik AKP Harifi mengungkapkan, dimungkinkan genangan air banjir akan mulai surut setelah menjelang sore hari, seperti yang terjadi tahun lalu. “Mungkin sore airnya agak mulai surut, kayak pernah kejadian tahun kemarin,” ujarnya.
Pantauan Koran Madura, beberapa warga sekitar memanfaatkan adanya genangan air banjir. Mereka silih berganti mengevakuasi kendaraan pelintas jalan yang hendak menuju arah barat dan timur dengan membantu mendorong dan mengangkat kendaraan dengan gerobak.
“Lumayan hasil dari bantu dorong dan mengangkat sepeda motor dinaikkan ke gerobak dapat uang, buat beli jajan, Mas,” tutur Faris (13) sembari mendorong kendaraan.