SUMENEP – Bantuan Pemerintah Kabupaten Sumenep kepada guru mengaji dikabarkan tidak tepat sasaran. Oknum yang diduga bukan guru mengaji mendapat bantuan, sementara guru yang sudah jelas mengajar tak terima bantuan.
Dugaan salah sasaran bantuan tersebut terjadi di Dusun Sumur Dalam, Desa Banbaru, Kecamatan Gili Genting. Tiga orang itu beberapa waktu lalu menerima bantuan sebesar Rp 500 ribu bersama tiga guru mengaji lainnya dari Gili Genting.
“Dari enam orang yang menerima bantuan guru ngaji tersebut yakni Suman, Ar Baito, dan Suji, ketiga orang tersebut dipastikan berstatus guru ngaji. Sementara tiga orang lainnya yang juga menerima bantuan guru ngaji, yakni berinisial SJ, RF, dan MR tidak pernah menjadi guru ngaji,” terang Jumanto, warga setempat.
Tiga guru mengaji pertama mengajar di Mushala Nurul Jamaah. Sementara tiga inisial yang juga diduga menerima bantuan tersebut aktivitasnya sebagai petambak garam dan petani. SJ dan RF hanya sebgai petambak garam. Sementara MR hanya sebagai petani,” terangnya.
SJ, RF, dan MR ditengarai menerima bantuan atas nama guru mengaji Mushala Nurul Jamaah. ““Terus terang guru ngaji dan masyarakat sekitar merasa dirugikan dengan adanya penayaluran bantuan yang tidak tepa sasaran tersebut. Bisa jadi mereka menerima bantuan guru ngaji lantaran mendompleng nama Mushala Nurul Jamaah untuk memperoleh bantuan guru ngaji tersebut,” terangnya.
Mantan ketua BPD tersebut mempertanyakan bantuan pemerintah untuk guru mengaji. Dia mempertanyakan lantaran bantuan yang menyasar pada tiga oknum tersebut sudah merusak citra mushalanya. Sebab, bantuan yang nyasar itu terindikasi terjadi pemalsuan data untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Sementara yang berhak menerima bantuan guru ngaji justru luput dari sasaran bantuan Pemkab Sumenep. Guru mengaji Mushala Nurul Amin, Sujirno, mengaku tidak menerima bantuan guru mengaji tersebut.
“Kan repot yang jadi guru tidak memperoleh bantuan, sedangkan yang bukan guru ngaji justru menerima bantuan guru ngaji,” katanya kesal.
Sementara Kabag Kesmas Setkab Sumenep Ach Syahwan Effendi mengaku masih baru semingggu lalu menjabat sebagai kabag Kesmas. Pihaknya mengaku tidak banyak tahu soal bantuan yang diduga tidak tepat sasaran tersebut.
“Coba kirim nama-nama yang diduga memperoleh bantuan namun bukan guru ngaji,” katanya saat dikonfirmasi.