PAMEKASAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan menyatakan dari 13 kecamatan di wilayah itu, enam diantaranya dinyatakan sebagai darah rawan longsor. Enam kecamatan itu antara lain, Kecamatan Batumarmar, Palengan, Kadur, Pakong, Waru, dan Pegantenan.
Instansi tersebut meminta masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan di enam kecamatan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya musibah tanah longsor.
Kepala BPBD Pamekasan, Budi Irianto mengatakan enam kecamatan rawan longsor itu karena letak goorgafisnya berada di kawasan perbukitan dengan kondisi tanah yang labil dan miring. Dari enam kecamatan itu, empat kecamatan diantaranya hampir setiap tahun menjadi langganan bencana tanah longsor, yaitu Kecamatan Kadur, Pakong, Waru, dan Pegantenan. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang berada di kecamatan tersebut agar lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya longsor terutama saat dan setelah tujurn hujan.
“Kami telah memilki peta setiap daerah yang rawan bencana, baik kawasan rawan banjir, angin kencang, dan kawasan rawan longsor. Dari peta yang ada saat ini, kawasan rawan longsor ada di enam kecamatan, namun dari enam itu hanya sebagian desa masuk rawan longsor,” katanya.
Dikatakan Budi berdasar pada peta daerah rawan longsor di BPBD setempat, daerah terluas rawan longsor ada di Kecamatan Batu Marmar, yaitu berada di Desa Bujur Timur, Bujur Tengah, dan Bujur Barat. Namun tidak menutup kemungkinan kecamatan yang tidak masuk dalan peta tersebut akan mengalami musibah longsor. Sebab musibah tersebut tidak semata-mata karena tanah yang miring, tetapi kadang juga terjadi karena ada pergeseran pada lapisan tanah tanpa diketahui dan diperkirakan sebelumnya, meskipun kemungkinan semacam itu sangat jarang terjadi.
“Rongga-ronga di bawah tanah itu tidak diketahui, bisa saja saat hujan deras datang ada pergesaran pada lapisan tanah kearah rongga itu sehingga juga menyebabkan terjadinya longsor. Peta yang ada saat ini hanya dipresiksi dari kemiringan dan kondisi tanah yang labil (mudah bergerak) sehingga mudah terjadi longsor, ” ungkapnya.
Mengacu pada peta yang ada, tambah Budi, hampir di 13 kecamatan tergambar ada daerah rawan longsornya dengan ditandai warna ungu. Namun lokasinya tidak terlalu luas, yaitu berada di Kecamatan Pasean, Proppo, dan Larangan.
Sayangnya dengan peta yang dimiliki BPBD setempat pihaknya belum dapat menghitung berapa jumlah rumah yang berdiri pada lokasi yang berwarga ungu pada peta rawan longsor tersebut.
Imbauan kepada masyarakat di wilayah perbukitan disampaikan BPBD setempat menyusul telah terjadi longsong beberpa waktu lalu di Desa Waru Timur, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Longsor yang terjadi sekitar pukul 9 pagi itu akibat curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir. Dikhawatirkan peristiwa yang sama juga terjadi di kawasan yang sudah dinyatakan sebagai daerah rawan longsor.