PROBOLINGGO – Setelah berhasil menyabet predikat kota sehat selama tiga kali, Kota Probolinggo membidik gelar ke empat. Dari persiapan yang dilakukan, tim Kota Sehat Kota Probolinggo melakukan sinkronisasi dan sinergitas rencana kerja Program Kota Probolinggo Sehat tahun 2014, di Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota, kemarin.
Kepala Bappeda Kota Probolinggo, Ir.Imanto,MT mengatakan untuk mewujudkan Kota Probolinggo sebagai Kota Sehat, peran perencanaan amatlah menentukan. Selain untuk mengedepankan koordinasi dan menyesuaikan dengan program dan kebijakan nasional, provinsi, dan daerah di bidang ini.
“Perencanaan menjadi vital, karena tanpa adanya sinkronisasi perencanaan, bisa terjadi tumpang tindih program,”terang mantan Kadis Pekerjaan Umum (DPU) Kota Probolinggo ini.
Menuruttnya, semua kegiatan yang tertuang di semua sektor pada dasarnya untuk mencapai visi kota Probolinggo bersih dan sehat dengan menggerakkan pembangunan Kota Probolinggo yang berprespektif lingkungan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan prima dan bermutu, merata serta terjangngkau.
Begitu juga untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluaraga, masyarakat beserta lingkungannya. Bersangkutan. Sedangkan Kota Sehat sendiri juga bertujuan untuk mewujudkan visi Kota Probolinggo.
“Karenanya, harus ada sinkronisasi agar masing-masing program dan kegiatan di dalam mewujudkan Kota Sehat, tidak terjadi tumpang tindih,” terang Imanto.
Imanto menambahkan, pada dasarnya program dan kegiatan pada Kota Sehat haryus melakukan pendekatan yang tepat untuk diterapkan. Agar program dan kegiatan dalam Kota Sehat itu dapat berjalan lebih efisien dan terjadi, sebuah sinkronisasi antar-sektor melalui suatu metode atau pendekatan Kota Sehat.
Itulah yang harus diterapkan di Kota Probolinggo, hingga terciptanya sebagai Kota Sehat pada tahun 2015 mendatang. Dan mampu mempertahankan penghargaan kota sehat Swasti Saba Wistara, jelasnya.
Terpisah, Walikota Hj.Rukmini mengatakan, memfasilitasi pertemuan lintas sektor atau stakeholder dalam menyusun kesepakatan usulan yang berhubungan dengan Kota Sehat, bertujuan untuk menuju cita-cita atau visi kota.
Mensinkronkan program yang ada pada lintas sektor untuk mendukung kegiatan Kota Sehat guna mencapai visi kota, dan menyalurkan usulan kegiatan lintas sektor untuk dapat menjadi usulan khususnya yang berhubungan dengan Kota Sehat. Bersama lintas sektor yang lain memberikan dukungan teknis, administratif dan dukungan dana.
“Selama ini Kota Probolinggo sudah bagus dan luar biasa harus menjadi lebih membara lagi menjadi kota yang luar biasa dan berkelanjutan. Baik dari kelembagaan, peran pemkot dan masyarakat. Mudah-mudahan bisa dipertahankan,” katannya.
Diharapkannya, Kota Probolinggo dapat mempertahankan serta meningkatkan kualitas predikat kota sehat. Dengan cara menjamin berbagai sarana prasarana penunjang kesehatan lebih baik bagi masyarakatnya.
“Inovasi baru perlu dikejar. Syukur bisa memberi contoh daerah lain, utamanya untuk dikembangkan ke wilayah selatan” tandasnya.
Tahun depan, Kota Probolinggo bersaing dengan kabupaten/kota se Indonesia untuk memerebutkan predikat kota sehat. “Kesempatan meraih predikat ke empat cukup besar. Terlebih dengan adanya perbaikan dan peningkatan kualitas sarana kesehatan. Sarana kesehatan di kota sudah semakin bagus. Makanya, kami optimis bisa mempertahankan predikat Swasti Saba Wistara,” papar Walikota Hj.Rukmini.
Rapatkan Barisan
Pemerintah Kota Probolinggo melalui Bidang Sosial Budaya Bappeda Kota Probolinggo merapatkan barisan dalam proses pencapaian merebut Piala Kota Sehat “Swasti Saba Wistara” 2015.
“Wujud konsep kota sehat berupa integrasi dari berbagai kegiatan dan dukungan dari berbagai sektor yang difasilitasi pemerintah kota dengan pemberdayaan masyarakat,” ujar Kabid Sosbud Bappeda Kota Probolinggo, M.Sonhadji.S.Sos.
Sonhadji mengatakan, ada 8 indikator pokok yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Swasti Saba Wistara yakni, wajib belajar 9 tahun, angka melek huruf yang meningkat, pendapatan perkapita domestik yang meningkat, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup yang menurun, angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup yang menurun, angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup yang menurun, adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Konsep kota sehat ditekankan pada tataran kawasan dengan memperhatikan semua aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya.“Pengembangan Kota Sehat bukan hanya fokus pada pelayanan kesehatan atau masalah sehat atau masalah sakit tetapi lebih luas pada berbagai aspek yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat,”ujarnya.
Menurutnya, Kota Sehat bukan tujuan akhir dan bukan untuk kepentingan pemerintah kota saja, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk membangun kesadaran dan budaya masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
“Butuh membuat inovasi-inovasi baru dalam penataan lingkungan. Ini butuh kerja keras bersama antara Pemerintah, stakeholder, Forum Kota Sehat, dan warga kota Probolinggo sendiri,” tegas M. Sonhadji.
Sementara itu, Wakil Ketua Forum Kota Sehat Kota Probolinggo, Sukardi Mitho, menjelaskan salah satu syarat Kota Probolinggo dapat meraih kembali penghargaan Swastisaba Wistara yang merupakan penghargaan tertinggi Kota Sehat, adalah Pasar yang sehat dan nyaman.”Pasar sehat merupakan unsur tertinggi yang dinilai dalam Kota Sehat 2015,” ujarnya.
Dalam upaya meraih kembali penghargaan Swasti Saba Wistara, lanjut dia, kedepannya harus dilakukan koordinasi sinkronisasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daeah (SKPD), guna melakukan penataan pasar di yang ada Kota Probolinggo agar menjadi pasar sehat.
”Tentunya dalam penataan, juga akan melibatkan instansi terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan, sehingga tujuan utama meraih penghargaan ini akan terwujud,”pungkas Sukardi Mitho.