PROBOLINGGO – Persoalan bantuan beras untuk rakyat miskin (Raskin) yang tak layak konsumsi masih saja ditemukan di masyarakat. Padahal DPRD Kota Probolinggo sudah kerapkali menggelar hearing soal raskin yang tak layak konsumsi tersebut.
“Komisi C sudah seringkali menggelar hearing terkait persoalan itu,” tandas Wakil Ketua Komisi C DPRD setempat, Taufiqurahman kepada wartawan, Senin (24/2).
Kendati sudah seringkali mendapat perhatian kalangan dewan, namun fakta di lapangan masyarakat masih menemukan raskin yang tak layak konsumsi. Melihat kenyataan itu, Taufiqurahman menyarankan agar warga yang menerima raskin yang tak layak konsumsi agar dikembalikan saja. “Silahkan kembalikan saja pada masing-masing kelurahan,” tegasnya.
Warga yang mengembalikan raskin yang tak layak konsumsi tersebut akan ditukar dengan raskin yang kualitasnya lebih bagus dari sebelumnya. “Jangan segan-segan warga untuk mengembalikannya. Nanti raskin itu akan diganti dengan yang lebih bagus,” imbuh politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Pembagian raskin di Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan beberapa hari lalu, ternyata dikeluhkan warga setempat. Mereka mengeluh karena raskin yang diterima dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.
Salah seorang warga setempat, Ny. Siti saat dimintai komentarnya menjelaskan, raskin yang diterimanya itu terlihat kotor dan sebagian berwarna hitam. “Masak kita mau mengkonsumsi beras seperti ini,” ungkapnya seraya menujukkan raskin yang diterimanya.
Keluhan itu tak hanya diakui oleh Ny. Siti. Namun sejumlah warga lainnya juga menyatakan serupa. Mereka mengganggap bantuan raskin yang diterimanya kali ini benar-benar tidak layak untuk dikonsumsi. Daripada menanggung penyakit dengan mengkonsumsi raskin yang tak layak, sebagian warga terpaksa menjualnya lagi ke toko. “Ada sebagian warga yang terpaksa menjualnya lagi. Masak mau makan beras seperti ini,” ucap Mbah Anom.
Raskin yang tak layak konsumsi itu, kata dia, tidak hanya sekarang saja warga menerimanya. Namun seringkali menerima raskin yang kualitasnya tak layak untuk dimakan. “Ya warga terpaksa menerima saja, walaupun setelah itu kemudian dijual kembali,” katanya.