PROBOLINGGO – Sejumlah warga Kota Probolinggo yang suka memancing di Pelabuhan Tanjung Tembaga (PTT) mengeluh. Pasalnya, mereka mengaku ada tarikan pungli yang dilakukan oleh oknum petugas.
Salah satu seorang pemancing bernama Sugiman mengatakan, setiap warga yang memancing ikan di PTT sebelah barat dikenai tarikan tak jelas. Besarnya tarikan tersebut variatif. Dari Rp.5 ribu sampai Rp.10 ribu sekali masuk.“Saya saja ditarik Rp.10 ribu sekali masuk,” katanya kepada wartawan, Selasa (18/3).
Dia mengaku, tarikan pungli tersebut tak hanya pada dirinya saja. Namun juga terhadap para pemancing ikan yang lainnya. Karena hobi, Sugiman mengaku terpaksa memberinya. “Terpaksa saya beri juga meskipun merasa keberatan,” katanya.
Pria yang mengaku asal warga Kelurahan Kebonsari Kulon itu menjelaskan, tidak jelasnya tarikan tersebut, karena petugas tidak memberikan tanda retribusi.
“Kalau memang tarikan itu jelas, semestinya ada karcisnya. Nah, tarikan ini tidak ada karcisnya,” tuturnya mempertanyakan.
Seorang pemancing lainnya juga mengatakan, jika di areal PTT sebelah barat yang biasa dijadikan pangkal tempat mancing warga terdapat tarikan pungli. Jika tidak mau membayar, warga tidak boleh masuk dan memancing di areal tersebut.“Tarikan itu sudah lama kok,” akunya yang wanti-wanti namanya agar tidak dikorankan.
Dia menjelaskan, para pemancing biasa mencari ikan di malam hari. Mereka rata-rata mau membayar tarikan itu karena terpaksa. Sayangnya, dia tidak menjelaskan siapa oknum petugas yang melakukan tarikan tersebut.
Pantauan di lapangan, PTT Kota Probolinggo tersebut hingga kini ini masih dalam tahap pembangunan. Bahkan, pembangunan PTT tersebut menelan anggaran miliar rupiah yang berasal dari APBN dan Propinsi Jatim.
Di lokasi bagian peroyek pembangunan itulah, kini seringkali dijadikan tempat mancing warga. Sayangnya, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan tarikan tak jelas.
Saat Koran Madura berkunjung ke lokasi tersebut, situasinya tampak sepi. Hanya ada beberapa pelajar yang pulang sekolah sedang melepas lelah. Salah seorang staf Adpel Probolinggo mengatakan, jika di areal tersebut memang banyak warga yang sedang mancing.
“Banyak warga yang mancing disini, tapi kalau malam hari,” katanya enggan menyebutkan namanya.
Staf Adpel itu tidak banyak berkomentar saat ditanya soal keberadaan pelabuhan. Dia mengarahkan persoalan pelabuhan agar ditanyakan saja ke kantor Adpel setempat. “Ke kantor saja kalau mau tanya soal pelabuhan,” kilahnya.