SAMPANG- Petani cabai rawit di Desa Kodak, Kecamatan Torjun mengeluh terkait adanya hama yang kerap menyerang tanaman cabai rawit sehingga cabai rawit yang di tanamnya banyak yang mengalami gagal panen. Padahal harga cabai rawit saat ini menalami kenaikan harga, Kamis (3/4).
M. Alim (40), salah satu petani cabai rawit asal Desa Kodak mengungkapkan, kondisi cabai rawit yang ditanamnya masih kurang maksimal lantaran banyak yang diserang hama. Dia juga mengaku masih kesulitan menanam cabai rawit pada kondisi musim pancaroba serta ancaman hama yang bermunculan. “Pohon cabai yang sudah berbuah banyak yang jatuh sendiri dan banyak pula yang hitam,” ujarnya kepada Koran Madura.
M. Alim, petani yang lain juga mengungkapkan bahwa pihak Dinas Pertanian (Disperta) masih belum memberikan penyuluhan-penyuluhan terkait cara menanam dan mengantisipasi pencegahan hama penyakit. “Dinas Pertanian masih belum ada yang ke sini,” ujarnya.
Rahmah (55) petani cabai rawit asal Desa Kanjar, Kecamatan Torjun, juga mengungkapkan bahwa hasil tanaman cabai yang ditanamnya mengalami gagal panen akibat serangan hama yang membuat cabai rawit mengalami warna hitam dan perontokan pada tangkai buah. “Ketika sudah berbuah cabai tersebut banyak warna hitam dan rontok berguguran ke tanah,” tuturnya.
Ach Ahmadi, Kabid Sumber Daya Pertanian Disperta menjelaskan, penyuluhan kepada para petani sudah ada koordinator masing-masing di tiap kecamatan yang dipandu oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPPP). Tapi dia juga mengakui bahwa pengadaan penyuluhan kepada petani memang masih belum maksimal. Sehingga untuk memaksimalkan hasil panen dari penanaman para petani masih kurang maksimal.
Sedangkan untuk keluhan para petani terkait serangan hama yang terjadi di lapangan, pihak Disperta akan segera menyikapi dan melakukan penindakan berupa peninjauan langsung ke lapangan. “Nanti jika ada laporan kami akan mengadakan peninjauan dan akan memberikan bantuan pestisida secara gratis,” janjinya.