SUMENEP – Dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep, delapan kecamatan belum menebus beras untuk warga miskin (raskin) sejak bulan Maret 2014. Sementara jatah raskin pada November dan Desember 2013 hingga saat ini masih tersisa di Gedung Bulog Sumenep.
Delapan kecamatan yang belum menebus raskin yaitu, Kecamatan Pasongsongan, Batuputih, Batang-batang, Gapura, Arjasa, Kangayan, Batuan, dan Lenteng. “Hasil evaluasi yang telah kami lakukan, rendahnya tingkat penebusan raskin di delapan kecamatan itu akibat kesulitan dalam biaya penebusan,” jelas Kepala Sub Bagian Sarana Perekonomian Pemkab Sumenep, Wedi Sunarto, Jum’at (6/6).
Sementara untuk 19 kecamatan lainnya, sudah melakukan penebusan meski tidak mencapai 100 persen. “Artinya, ada sebagian kecamatan dari yang 19 kecamatan ini yang hanya menebus penuh dari total jatah raskin yang akan diterima RTSM (rumah tangga sangat miskin) sesuai daftar penerima manfaat (DPM) yang ada, ” ujar.
Sesuai data realisasi raskin yang dikirim Bulog ke Bagian Perekonomian, total tunggakan raskin yang belum ditebus hingga 31 Mei mencapai 4.499 ton sejak Januari 2014, dengan alokasi raskin 1.745 ton per bulan.
“Tingkat tunggakan yang paling tinggi yakni di bulan April sebesar 1.569 ton lebih dan Mei 1.683 ton lebih, sedangkan sisa raskin di bulan November 2013 sebanyak 889 ton dan Desember 1.274 ton,” terangnya.
Pihaknya mengaku sudah melayangkan surat kepada delapan camat tersebut agar segera menebus dengan sistem modal jaminan (MJ) atau membayar satu minggu setelah beras tersebut ditebus oleh para RTSM.
Secara terpisah, warga kepulauan Sapeken, Sukron mengatakan, masyarakat miskin di desanya sudah empat bulan tidak menerima beras bantuan itu. Bahkan hal tersebut bukan hanya sekali, tahun 2013 lalu juga demikian.
“Kami minta agar Pemkab punya solusi agar raskin itu segera ditebus oleh pihak kecamatan, dalam hal ini adalah kades (kepala desa). Agar para warga miskin bisa menikmati beran tersebut,” harapnya.