BANGKALAN – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bangkalan mengecam praktik kampanye hitam. Cara demikian dapat merusak citra politik dan dinilai tidak memberikan pendidikan politik yang baik pada seluruh elemen masyarakat.
“Untuk menyikapi dan meminimalisir terjadinya kampanye hitam itu, maka semua pihak harus melakukan tindakan konkrit dengan cara turun tangan mencegah terjadinya praktik kampanye hitam yang dilakukan oleh salah satu pendukung capres dan cawapres 2014 itu,” terang Kabid Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan P emuda (PTKP) HMI Cabang Bangkalan, Hairus Zaman.
Menurutnya, menanggapi adanya peredaran tabloid “Obor Rakyat” beberapa wakyu lalu yang sengaja diedarkan di Kabupaten Pamekasan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan isinya menyudutkan salah satu calon presiden tertentu, merupakan sesuatu yang biasa dalam berpolitik.
“Namun setidaknya para pendukung atau yang lain sebagainya juga harus bersikap fair dalam berkompetisi, bukan malah saling menjelek-jelekkan satu sama lain,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini bukan saatnya lagi berkampanye dengan cara-cara yang tidak fair dan seharusnya yang dikedepankan adalah kampanye program kerja, bukan saling menyerang calon lainnya.
“Kami menginginkan adanya sikap fair pada masing-masing calon presiden, adanya praktik kampanye hitam itu merusak paradigma masyarakat pada salah satu calon,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus dosen Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Syafi’ mengatakan untuk kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) serta para tim masing-masing agar dalam melakukan kampanye harus mengedepankan etika politik, dengan cara tidak saling menjelekkan salah satu capres.
“Berkampanye sangat penting dilakukan guna memberikan kepercayaan kepada masyarakat, namun dengan catatan tidak saling menjelekkan salah satu capres,” tandasnya.