SUMENEP – Banyak pemilih belum tahu cara memilih calon presiden-calon wakil presiden yang sah, dan sebagian belum tahu waktu pelaksanaan pilpres pada 9 Juli nanti. Hingga H-13, sosialisasi pilpres cukup minim. Sehingga, angka golput pilpres diprediksi meningkat daripada pemilu legislatif kemarin.
Hasan, warga Kecamatan Pasongsongan, mengatakan, seharusnya KPU sudah selesai melakukan sosialisasi, apalagi waktu pelaksanaan pilpres tinggal 13 hari lagi. “Kalau saat ini masih belum dilakukan, bisa saja angka golput semakin meningkat dibandingkan pelaksanaan pesta demokrasi kemarin,” katanya, Kamis (26/6).
Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pemilih khusunya di daerahnya yang belum tahu cara pencoblosan yang sah. Bahkan, sebagian warga belum tahu nama calon presiden. “Meskipun hanya ada dua calon yang akan dipilih, kalau tidak tahu cara pencoblosan, ya tidak mungkin bisa memilih. Jadi, walaupun menyalurkan haknya bisa salah. Apalagi di Sumenep masih banyak warga yang buta aksara,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Kusman, warga Kecamatan Kangean. Di daerahnya, penyelenggara belum pernah melakukan sosialisasi pilpres. “Kami tidak mengerti, kok bisa saat ini KPU masih belum melakukan sosialisasi,” keluhnya kepada Koran Madura.
KPU harus bisa membujuk pemilih untuk datang ke tempat pengutusan suara pada 9 Juli nanti dan pilihannya sah. “Apalagi saat ini berbarengan dengam musim tanam tembakau, juga bulan puasa, ditambah lagi tidak tahu baca, itu sudah jelas, tidak akan mencoblos,” ujar Hasan.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU Sumenep Abdul Hadi mengatakan, selama ini memang masih belum dilakukan sosialisasi. “Itu sudah menjadi agenda kami, insya Allah satu dua hari ke depan sudah kami lakukan sosialisasi terhadap PPK dan PPS di setiap kecamatan yang ada, utamanya di daerah kepulauan,” katanya.
Sosialisasi yang akan dilakukan nanti, selain dalam berbentuk perkumpulan di setiap PPK dan PPS, juga memasang alat peraga berupa spanduk (baliho) di setiap desa. “Jadi nantinya setiap desa mendapatkan dua spanduk,” terangnya.
Isi spanduk itu, kata mantan Ketua Umum PMII Sumenep itu, mengingatkan sekaligus mengajak warga agar menyalurkan hak suaranya dalam pesta demokrasi 9 Juli 2014. “Nah, dengan cara itu, kami harap angka golput bisa ditekan,” tukasnya.