SAMPANG- Kelangkaan pupuk besubsidi bagi petani Sampang terus dibayangi, sebab saat ini kelangkaan pupuk menjadi keluhan masyarakat Sampang. Hal tersebut membuat gerah kalangan legislator terutama oleh kalangan Komisi B DPRD Sampang.
Anggota komisi B DPRD Sampang Ach. Zahri menilai bahwa harga Eceran Tertinggi (HET) jangan sampai mengakibatkan semakin rendahnya daya saing para petani. Apalagi, menurutnya, selama ini hasil pertanian para petani tergolong minim, sementara untuk harga jual pupuk saat ini sangat mahal.
“Kalau kenaikan pupuk tidak sejalan dengan Hasil Produksi Pertanian (HPP) akan dikhawatirkan menurunkan kesejahteraan petani. Jadi kita akan mempertimbangkan terhadap kemampuan daya beli masyarakat dan selama pemerintah mampu membiayai untuk memberikan subsidi saya kira inilah yang terbaik untuk rakyat,” ujarnya, Rabu (16/7).
Selain itu, menurutnya, Pemerintah Daerah juga harus memperhatikan kepentingan rakyat. Sehingga bisa menemukan opsi baru jika terjadi kelangkaan pupuk seperti sekarang ini.Bahkan, saat ini badan legislasi sudah melakukan Pengajuan Anggaran Kegiatan (PAK) kepada Sekertaris Dewan terkait perda inisiatif untuk pendistribusian pupuk di Kabupaten Sampang untuk menindaklanjuti peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17 tahun 2011. Sehingga, menurutnya, pemerintah juga harus mengalokasikan dana untuk penyesuaian kebutuhan pupuk sesuai kebutuhan wilayah.
“Memang sejauh ini sudah ada Menperindag Nomor 17 Tahun 2011, tapi kita juga butuh perda inisiatif untuk menjangkau kebutuhan pupuk petani sesuai dengan kebutuhan wilayah pertanian di seluruh kecamatan,” ujarnya.