SUMENEP –Untuk merealisasikan rumah sakit(RS)tipe C di daerah kepulauan, Dinas Kesehatan Sumenep harus menyiapkan anggaran sebesar Rp 45 miliar. Saat ini, Dinkes hanya memiliki dana Rp 1 miliar yang diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni menjelaskan, dari anggaran sebesar Rp 45 miliar itu, dana untuk pembangunan fisik sebesar Rp 23 miliar, dan pengadaan alat-alat kelengkapan rumah sakit sebanyak Rp 22 miliar.
”Untuk memenuhi kekurangan dana 1 miliar itu, kami sudah mangajukan ke pusat (Kementerian Kesehatan RI). Sebab, kalau dananya diambilkan dari APBD semua tidak mencukupi. Alokasi anggaran yang mengandalkan APBD hanya akan membuat pembangunan RS kepulauan itu sulit diwujudkan, ” katanya saat ditemui dikantornya, Senin (14/7).
Pihaknya mengaku telah menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program besar tersebut, seperti pembelian tanah, perubahan nama puskesmas, dan segala bentuk persiapan lainnya. Lokasi bangunan rumah sakit tipe C itu akan diletakkan di Desa Pandeman, Kecamatan Arjasa.
”Rencana itu betul-betul akan kami mulai tahun ini. Segala persiapan termasuk pembelian tanah tidak menemui kesulitan. Sebab, tidak suksesnya pembanguanan rumah sakit yang sebelumnya telah dianggarakan karena terganjal persoalan nomenklatur,” tuturnya.
Mengingat minimnya anggaran yang dimiliki Dinas Kesehatan, pihaknya optimis dapat tambahan dana dari APBD tahun 2015. Sebab jika tidak ada alokasi anggaran dari APBD-P, tentu pihaknya juga merasa kesulitan karena bantuan yang diajukan ke Kemenkes masih belum ada kepastian dapat tidaknya.
“Tapi yang jelas, tahun depan dana tambahan dari pemerintah mungkin ada, masih menunggu Dana Alokasi Khusus (DAK). Kami berharap bantuan dari DAK itu nantinya bisa mengucur ke rencana pembangunan RS yang diharapkan masyarakat kepulauan,” tandasnya.