PROBOLINGGO- Kabupaten Probolinggo untuk populasi sapi menempati urutan ke 3 se Jawa Timur. Sesuai data BPS per 31 Desember 2013 lalu, jumlah sapi aktif di Kabupaten Probolinggo mencapai 230.762 ekor.
Namun sayangnya, besarnya jumlah populasi tersebut terkendala jumlah dokter hewan lapangan. Untuk mengcover 24 wilayah kecamatan, hanya memiliki tiga orang petugas saja.Terdiri dari dua dokter yang berstatus PNS dan seorang dokter berstatus THL (Tenaga Harian Lepas).
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, Endang Sri wahyuni mengatakan, kekurangan SDM menyebabkan pengawasan yang dilakukan pemerintah terbatas. Yakni dengan cara menunggu informasi dari masyarakat.
Bahkan, dokter hewan yang ada itu bertugas di kecamatan Krucil dan Banyuanyar. “Di kecamatan Krucil 2 dokter,dan satunya lagi ada di kecamatan Banyuanyar,” katanya kepada wartawan, Kamis ((7/8).
Idealnya menurutnya, minimal setiap kecamatan di Kabupaten Probolinggo terdapat seorang dokter. Minimnya dokter hewan itu lantaran belum ada dokter hewan yang mendaftar menjadi THL di Kabupaten Probolinggo.
“Kalau yang dokter PNS tidak ada rekrutmen baru. Makanya satu-satunya harus THL. Tapi hingga kini di Kabupaten Probolinggo tidak ada,” ucap Endang Sri Wahyuni.
Padahal, dokter hewan itu adalah bagian terpenting dari proses reproduksi sapi hingga penyembelihan. Sapi sebelum disembelih harus di periksa oleh dokter. “Selama ini hanya berdasarkan penafsiran saja. Mau bagaimana lagi karena terkendala SDM,” terangnya.
Di Kabupaten Probolinggo sendiri saat ini terdapat 38 jagal. Berarti seorang dokter menangani 12-13 jagal. Salah satu cara yang efektif dilakukan saat ini adalah memanfaatkan petugas pasar hewan. “Selama ini, petugas pasar hewan yang ada di pasar hewan mengecek kesehatan hewan,”tandas Endang Sri Wahyuni.
Disisi lain, pengecekan hanya dilakukan secara kasat mata. Karena memang petugas pasar hewan tidak bisa memeriksa secara medis. “Tapi kami yakin upaya itu efektif. Terbukti di Kabupaten Probolinggo belum ada masyarakat keracunan karena mengkonsumsi sapi,”ucapnya.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Probolinggo, Mulabbi Cholili mengatakan, pihaknya memang beberapa kali merekomendasikan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk segera merekrut SDM.
Jika memang tidak ada dokter hewan. Paling tidak menyiapkan SDM yang berkaitan dengan kesehatan hewan. “Misalnya sarjana peternakan. Mereka kan sedikit banyak mengerti mengenai kesehatan hewan,” katanya singkat.