SAMPANG- Bantuan untuk korban kebakaran Pasar Srimangunan diduga mengalami pemotongan. Besar potongan sebesar Rp 50 ribu per korban penerima bantuan. Masing-masing 416 korban hanya menerima Rp 1,95 juta. Padahal menurut Paguyuban Pasar Srimangunan seharusnya setiap korban menerima Rp 2 juta.
Sebelumnya, para pedagang memprotes atas kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang yang melakukan sistem bagi rata atas peruntukan bantuan untuk semua pedagang kios Pasar Srimangunan. Pedagang menilai kebijakan itu kurang jeli dan tidak tepat sasaran.
M Muhdi yang mengaku sebagai Ketua Peguyuban Pasar Srimangunan menuturkan jika bantuan Pemkab Sampang yang diberikan kepada 416 pedagang yaitu sebanyak 127 kios dan sebanyak 289 lapak tersebut tampaknya hanya memandang sebelah mata. Diakuinya jika pedagang PKL yang karena tidak memiliki surat tidak mendapatkan jatah bantuan.
“Perkiraan kerugian PKL yang tidak mempunyai surat juga mencapai Rp 60 juta, kan seharusnya PKL ini juga mendapat jatah bantuan. Sedangkan kios yang berada di blok C 1 kan banyak yang tidak terkena kebakaran. Sementara data yang saya punya, ada tiga kios seperti nomor 39, 40, 41 mendapat jatah bantuan meski kiosnya tidak terkena kebakaran. Sedangkan PKL yang tidak mengantongi surat meski terbakar tidak mendapat jatah bantuan,” tuturnya kepada Koran Madura, Rabu (3/9).
Muhdi menjelaskan bahwa besar bantuan untuk setiap pedagang seharusnya sebesar Rp 2 juta. Namun setelah pihaknya menelusuri, diakuinya bahwa besar bantuan saat ini yang diterima oleh para pedagang yaitu sebesar Rp 1950.000. “Saya dapat informasi jika uang santunan itu sebesar Rp 2 juta, namun telah dipotong untuk uang keamanan, konsumsi dan kebutuhan lainnya yaitu sebesar Rp 50 ribu. Sehingga menjadi Rp 1.950.000, dan informasi tersebut tadi saya tanyakan ke pihak keamanan,” terangnya.
Kasi Pasar Dispendaloka Sampang menjelaskan bahwa saat ini setidaknya ada sebanyak 127 kios dan sebanyak 289 lapak yang ada di pasar Srimangunan. Namun menurutnya ketika di data, ada sebanyak 86 kios yang terbakar ludes oleh api dan sebanyak 41 kios yang terselamatkan. Bahkan pihaknya mengaku hanya sebagai penyedia data saja tanpa ikut campur terkait pembagian dana bantuan sebesar Rp 1.950.000.
“Dispendaloka hanya menyediakan data riel pedagang saja, bahkan kami juga memberikan data-data itu kepada pihak Dinsosnakertrans, BPBD, Asisten III Pemkab. Sedangkan masalah pembagian dana itu ranahnya Dinsosnakertrans,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Dinsosnakertrans Sampang Malik Amrullah mengaku hanya menjalankan tugas berdasarkan data yang diberikan Dispendaloka. Dana sebesar Rp 811.200.000 juta tersebut untuk 416 pedagang baik yang dari pedagang kios maupun pedagang lapak. Selain itu pihaknya juga menjelaskan jika nota kosong tersebut karena untuk mempercepat pembagian dana bantuan. “Yang jelas kuitansi itu sesuai dengan nominal yang sudah diberitahukan sebelumnya, dan itu bisa di cek sendiri,” singkatnya.
Ditanya terkait ada tudingan pemotongan, Malik dengan tegas membantah jika semua tudingan tersebut merupakan fitnah oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi pasca kebakaran Srimangunan. “Paguyuban yang mana? Bawa (orang yang mengatakan ada potongan) sekarang, saya tunggu supaya semuanya jelas. Jika hanya informasi seperti itu, itu kan fitnah. Intinya besar bantuan Rp 2 juta itu tidak benar,” tegasnya. MOHAMMAD MUHLIS/LUM