SUMENEP – Anggota DPRD Sumenep Abrari mengatakan, warga miskin seperti yang dialami kakek-nenek di Desa Tamedung, Kecamatan Batang-Batang, mestinya sudah tak ada di ujung timur Pulau Madura. Melihat Sumenep dari berbagai sisi, seharusnya semua warga sudah hidup selayaknya.
“Saya kira semua orang sudah tahu kalau Sumenep tidak masuk kategori tertinggal. Tetapi kenapa kok masih ada warga yang hidup di kandang sapi. seharusnya, hal semacam ini sudah tak ada lagi,” katanya dengan ekspresi prihatin, Selasa (9/9).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menambahkan, realitas warga yang semacam itu, penting kesigapan dari Dinas Sosial (Dinsos). Realitas ini berbanding terbalik dengan slogan Sumenep Super Mantap.
“Artinya, ke depan, agar tak ada lagi warga yang hidup sebatang kara, maka Dinsos perlu melakukan koordinasi yang aktif dengan aparat desa. Karena dalam sistem birokrasi, pemerintah memang tidak langsung vis a vis secara perorangan. Oleh karena itu, harus ada koordinasi dengan pemerintah setempat,” tuturnya.
Selain berkoordinasi dengan pemerintah setempat, kata pria yang akrab disapa Abe tersebut, Dinsos juga perlu melihat kondisi riil di lapangan untuk bisa melakukan tindakan. Dinas sosial harus bisa memastikan apa kebutuhan pokok yang diperlukan oleh yang bersangkutan. “Namun jangan hanya datang, tapi harus ada yang dilakukan oleh pemerintah,” tandasnya.
Sementara itu, saat Koran Madura hendak mengkonfirmasi Kepala Dinsos Sumenep, Hery Kuntjoro Pribadi, tidak sedang di kantornya. Menurut Sekretaris Dinsos, Mantan Kadishub tersebut sedang berada di luar kota. Berusaha dihubungi beberapa kali melalui telepon selulernya, tak ada respons.
Sebelumnya, di perbatasan Desa Panagan, Kecamatan Gapura dan Temedung, Kecamatan Batang-Batang, pasutri yang usianya sudah lebih seabad hidup sebatang kara. Saat ini, mereka bertahan hidup di kandang sapi.
Selain tidak dikarunai seorang anak, mereka juga tak pernah tersentuh oleh pemerintah setempat. Padahal, mereka tergolong masyarakat yang kurang mampu (Koran Madura, 8/9). FATHOL ALIF/SYM