PAMEKASAN – Setelah cukup lama hanya dijadikan tempat memancing, akhirnya Pelabuhan Branta di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, dibuka dan mulai dioperasikan. Kendati belum dapat melayani secara maksimal sesuai dengan rencana.
Dalam rencana pembangunan Pelabuhan tersebut akan difungsikan untuk pelabuhan barang dan orang. Sementara saat ini pelabuhan yang dibangun sejak tahun 2009 lalu masih bisa dioperasikan untuk transportasi barang, sedang untuk angkutan orang masih dapat dilayani.
Kepala Pelabuhan Branta, Pamekasan, Suko mengatakan pelabuhan tersebut sudah dibuka pada bulan Agustus lalu, hanya saja saat ini masih digunakan untuk transportasi laut angkutan barang, seperti halnya pengiriman garam ke luar Madura.
Kapal barang yang bersandar di pelabuhan tersebut saat ini, dengan tujuan ke pelabuhan-pelabuhan besar di seluruh Indonesia, tergantung barang yang dikirim dari Madura, khususnya Pamekasan. Seperti ke Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, bahkan ada yang tujuan ke Pulau Papua.
“Untuk pembukaan pelayanan pelabuhan itu sudah satu bulan yang lalu. Sementara ini pelabuhan ini hanya difungsikan untuk angkutan barang dengan jurusan ke pulau-pulau baik yang terdekat, yaitu Pulau Jawa, hingga ke Pulau Batam atau Papua,” katanya.
Dijelaskan, pelabuhan tersebut nantinya akan berfungsi sebagai pelabuhan umum. Semua jenis kapal dengan ukuran 8000 hingga 10.000 dwt yang bisa bersandar di pelabuhan tersebut. Untuk rencana jangka panjang, pelabuhan itu juga akan diproyeksikan untuk transportasi angkutan penumpang dengan trayek Branta-Probolinggto dan Branta-Banyuangi.
Lanjut Suko, untuk pelayanan bagi transportasi penumpang, pihaknya memperkirakan baru dapat difungsikan pada tahun 2015 mendatang, karena saat ini masih proses pengadaan kapal untuk jurusan Pamekasan-Probolinggo atau sebalinya, yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Diakuinya, pembangunan pelabuhan tersebut belum sepenuhnya selesai, sebab pada tahun ini direncanakan akan ada pembuatan pagar, untuk keamanan apabila sudah difungsikan untuk pelayanan penumpang orang nanti.
“Kapal penumpang itu akan disediakan oleh pemerintah pusat. Sebenarnya sekarang itu masih ada pembangunan pagar yang sudah tinggal pelaksanaannya. Mungkin kalau ini (pagar) sudah selesai, kapal penumpangan sudah ada, tahun depan sudah bisa dioperasikan,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan Koran Madura pembangunan pelabuhan tersebut telah menelan anggaran Rp 100 miliar sejak 2003 silam. Dengan rincian, pada tahun 2003 dana yang telah dihabiskan mencapai Rp 30 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa timur.
Setelah mangkrak beberapa tahun, kemudian pada tahun 2012 lalu pemerintah pusat mengambil alih pembangunan pelabuhan tersebut dengan mengucurkan dana sebesar Rp 50 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Serta Pada tahun 2013 lalu, pemerintah pusat kembali menggelontorkan dana sekitar Rp 20 miliar. (ALI SYAHRONI/UZI/RAH)