BANGKALAN – Setelah menuai kritik dari berbagai kalangan mengenai penerapan K13 yang dinilai masih jauh dari keseriusan, Dinas Pendidikan Bangkalan (disdik) baru mulai bersiap-siap untuk melakukan upaya pendampingan kurikulum 2013 (K 13). Para guru yang belum menguasai K 13 akan diajarkan mengenai pelaksanaan kurikulum yang baru berjalan di seluruh sekolah pada tahun 2014.
Kegiatan itu diakui merupakan instruksi langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pendampingnya akan diambilkan dari kepala sekolah (kasek) dan guru yang dianggap sudah berpengalaman dan mempunyai sertifikat K-13. Mengingat, pelaksanaan K-13 ini banyak kalangan menilai seakan dipaksaan. Sebab, guru belum bisa menjalankan kurikulum ini dengan maksimal, lantaran banyaknya kendala di lapangan.
“Program pendampingan K-13 dilakukan oleh 30 orang terdiri dari kasek dan guru yang sudah dilatih di Provinsi Jatim dan telah mempunyai sertifikat K-13 pusat,” Kasie Kurikulum SMP/SMA/SMK Disdik Bangkalan, Risman Iriyanto, Kamis, (25/9)
Mereka yang sudah usai mengikuti program K-13 itu, wilayah kerjanya akan dipetakan dan bertugas mendidik serta membimbing guru–guru yang belum mendapat pendidikan K-13 di tingkat SMP, SMA dan SMK negeri maupun swasta di Kabupaten Bangkalan.
“Sebelum ditugaskan, wilayah kerja para pendamping akan dipetakan dulu bersama lembaga pendidikan sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah induk dan koordinator dilapangan,” ujarnya.
Adapun, jumlah sekolah induk yang ditunjuk sebagai koordinator K-13 diantaranya, SMPN 1 Bangkalan, SMPN 2 Bangkalan, SMPN 5 Bangkalan, SMAN 1 Bangkalan, SMAN 1 Arosbaya, SMA Ma’arif, SMK 2 Bangkalan, SMKN 1 Arosbaya dan SMK Nurul Hasanah. Tugas sekolah induk selain sebagai koordinator, juga menjamin tercapainya pelaksanaan K-13 di Kabupaten Bangkalan, sehingga capaian pelaksanaan K-13 dapat berjalan dengan baik. MOH RIDWAN/RAH