SAMPANG- Sedikitnya 2 ribu peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2014 belum menyetorkan berkas pendaftaran ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sampang. Padahal berkas tersebut merupakan bukti validitas calon PNS yang sudah mendaftar melalui online sebelumnya untuk dinyatakan lolos administrasi.
Berdasarkan informasi yang dirangkum Koran Madura, untuk pendaftar tes CPNS di Kabupatan Sampang sudah mencapai 3.400 peserta. Namun, yang hanya menyetorkan berkas masih sekitar 1000 peserta. Sedangkan untuk kuota PNS di Kabupaten Sampang hanya 64 CPNS dengan formasi di bidang pendidikan 24 orang, bidang kesehatan 20 orang, dan tekhnik administrasi sebanyak 20 orang.
Kepala BKD Sampang Slamet Terbang menyampaikan jika melihat jumlah pendaftar saat ini sudah tembus 3400. Namun, dikatakannya dari sekian itu nantinya hanya dibutuhkan 64 PNS. Diakuinya bahwa dari sekian banyaknya pendaftar merupakan pendaftar sebagian dari luar Sampang. Namun dikatakannya itu tidak berpengaruh terhadap peserta yang berasal dari Sampang sendiri. Karena dari sekian formasi syaratnya harus berdomilisi di Sampang. Selain itu diakuinya CPNS masih sekitar 1000 peserta yang menyetor berkas.
“Kemungkinan besar pendaftar akan terus bertambah, sementara ini sudah mendekati empat ribu, jadi tinggal mengurangi saja berapa ribu nanti yang tidak lolos. Saat ini pula masih sekitar seribu peserta yang baru menyetorkan berkas karena kemungkina peserta masih kesulitan mengurus berkas-berkasnya terutama dalam hal ijasah dan legalisir yang masih banyak belum keluar dari lembaga sekolah masing-masing,” jelasnya (10/9).
Selain itu Slamet mengingatkan agar peserta betul-betul memperhatikan persyaratan serta pengisian formulir saat mendaftar. Karena dikatakanya jika terjadi kesalahan penempatan pilihan maupun nama bisa berdampak fatal. Sejauh ini pihaknya sudah menyampaikan jika nanti bagi yang lolos seleksi administrasi akan mengikuti ujian yang lokasinya di Surabaya.
”Sekarang sistem pendaftarannya menggunakan online, jadi harap peserta benar-benar teliti, agar nantinya tidak terjadi kesalahan. Dan Kebijakan lokasi tes semua dari pusat, jadi kita mengikuti saja. Jadi jika tidak ada perubahan lokasinya tetap di Surabaya,” terangnya.