SUMENEP – Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (Perpusda) Kabupaten Sumenep akan menggelar beberapa lomba untuk meningkatkan minat baca warga dalam rangka menyambut peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-745. Namun, lomba tersebut terkesan seremonial.
Kepala Perpusda Kabupaten Sumenep, Agus D. Putra, mengatakan, lomba yang akan digelar meliputi lomba mewarnai (tingkat TK), menggambar (tingkat SD), melukis batik (tingkat SMP), dan fotografi (tingkat umum). Pelaksanaanya tanggal 27 sampai 28 Oktober 2014 di Perpusda Sumenep.
Agus D. Putra mengungkapkan, lomba tersebut untuk meningkatkan minat baca kalangan pelajar dan masyarakat Sumenep secara umum. Selain itu, tambahnya, untuk mengembangkan kreatifitas para pelajar.
Anggaran untuk lomba tersebut, menurut Agus lebih besar dibanding dengan tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya anggarannya Rp. 50 juta, namun untuk tahun ini mencapai Rp. 65 juta.
Anggaran tersebut murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dikatakan, anggaran tersebut akan digunakan sebagai hadiah bagi pemenang lomba dan untuk kepanitiaan. “Termasuk untuk belanja konsumsi dan minum peserta,” jelasnya.
Untuk diketahui, para pemenang lomba nantinya akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan yang totalnya sebesar Rp. 12 juta. Selain itu, para pemenang juga nantinya akan mendapatkan tropy dan piagam sesuai dengan masing-masing kategori.
Pegiat literasi Sumenep, M Kamil Akhyari menilai lomba tersebut terkesan hanya seremonial tahunan. Pasalnya, lomba yang digelar dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan bahkan berkurang, sementara anggarannya bertambah.
“Yang sangat mengherankan, kegiatan lombanya bernama Lomba Minta Baca dan tujuannya untuk meningkatkan minta baca, tapi tak ada lomba yang bersentungan dengan pengingkatan minat baca. Ini aneh. Semua lombanya berkaitan dengan kreatifitas bukan literasi,” ujarnya.
Menurutnya, jika tujuannya untuk meningkatkan minat baca, mestinya kegiatan yang digelar lomba yang bersentuhan langsung dengan baca-tulis. “Jika tujuannya untuk meningkatkan minat baca, mestinya lomba yang digelar bukan fotografi, tapi karya tulis. Ini antara kegiatan dan tujuan kegiatan tidak nyambung,” paparnya.
Lomba yang digelar Perpusda, katanya, mestinya menjadi ajang mengasah potensi generasi muda Sumenep dalam tulis-menulis. “Ini mestinya menjadi kompetisi untuk mengasah keterampilan menulis generasi muda, karena Kabupaten Sumenep dikenal gudangnya penulis sejak dulu,” paparnya.
Oleh karenanya, menurut penulis muda asal Kecamatan Bluto tersebut, patut diduga pengelola Perpusda tidak memiliki misi yang jelas untuk mengembangkan perpustakaan milik pemerintah daerah.
“Ini (lomba) semakin menegaskan dugaan pengelola Perpusda dalam mengembangkan perpustakaan tidak memiliki misi yang jelas. Saya mencatat, hal sangat mendasar yang hingga saat ini selalu menjadi keluhan pengunjung adalah soal terbatasnya koleksi buku dan banyaknya buku yang hilang,” terangnya.
Ia mempertanyakan apa saja yang dilakukan pengelola Perpusda. “Kalau menjaga buku saja tidak beres, lalu apa saja yang dilakukan. Mestinya yang dilakukan bukan hanya melayani peminjaman dan pengembalian buku, tapi inovasi-inovasi untuk menarik pengunjung mendatangi Perpusrda,” ucapnya. FATHOL ALIF