SAMPANG- Aktivitas penambangan batu kapur atau jenis galian golongan C di pantai utara (Pantura), Desa Ketapang Timur, Kecamatang Ketapang kian menjamur. Hal demikian terbukti dari lahan tersebut yang terus terkikis dan melebar. Bahkan dampaknya terlihat jelas, lahan di Pantura itu semakin kritis dan memunculkan hamburan debu yang dapat mencemari lingkungan.
Selain berdampak pada lingkungan, penambangan tersebut juga tak memberikan sumbangsih apa-apa terhadap peningkatan pendapatan asli derah (PAD) Pemerintah Kabupaten Sampang. Termasuk tak memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di sekitar, malah sebaliknya, karena kekayaan alam daerah setempat malah terkuras.
Abdul Majid (34), salah satu pengendara roda dua asal Tamberu Timur merasa tidak nyaman ketika melintasi kawasan tersebut, sebab dirinya merasa terganggu oleh debu yang bertebaran hingga ke jalan raya. Pula tumpukan batu yang berserakan di pinggir jalan membuat lalu lintas terganggu.
“Selain merusak lingkungan, banyaknya kendaraan truk keluar masuk di area penambangan mengakibatkan debu bertebaran di lingkungan sekitar. Itu kan mengganggu para pengendara roda dua, terutama pada pernafasan,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Habibi (21), salah satu mahasiswa asal Desa Tamberu. Menurutnya, jika aktivitas penambangan yang terjadi di Kabupaten Sampang bukan hanya marak terjadi di pantura, tetapi juga sudah mulai terlihat di beberapa titik. Seperti yang penambangan batu di daerah pegunungan. Hal tersebut, kata Habibi akan mengakibatkan longsor saat musim hujan tiba. “Jika pemerintah daerah serius menindak mereka, maka saya yakin lingkungan yang ada di wilayah pantai utara tidak separah saat ini.
Seharusnya, kata Habibi, pemerintah daerah serius menindak mereka. Agar aktivitas penambangan itu tidak menjamur. “Akibat lemahnya pengawasan pemerintah, maka aktivitas penambangan tidak hanya terjadi batu kapur, tetapi juga mulai terjadi pada pasir dan batu pegunungan ,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Sampang, Misdi dan Kabid Pertambangan, Suaidi belum bisa memberikan memberikan keterangan terkait maraknya aksi penambangan yang terjadi di daerah pantura. Sebab hingga berita ini ditulis, telepon selulernya tak kunjung memberikan jawaban walaupun nada deringnya terdengar aktif. MOHAMMAD MUHLIS/SYM