PROBOLINGGO – Umur harapan hidup menjadi salah satu indikator dalam mengukur indeks pembangunan manusia (IPM), selain pendidikan dan pendapatan. Bahkan merupakan ukuran keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.
Mengapa bisa demikian?, Kasubid PK Kesra, Sosial Budaya Bappeda Kota Probolinggo, Wiwik Susilowati, mengatakan, rasio ketergantungan penduduk lanjut usia cenderung semakin meningkat.
Di Kota Probolinggo, tahun 2013 angka harapan hidup kini mencapai 71,16 persen. Itu artinya umur harapan hidup warga rata-rata bisa mencapai 71 tahun. Angka ini melampaui derajat kesehatan yang ditargetkan Pemkot Probolinggo yakni 70,86 persen.
Sedangkan tahun 2011, sebesar 70, 52 persen, dan tahun 2012 angka harapan hidup penduduk Kota Probolinggo, meningkat menjadi 70,86 persen.
”Angka harapan hidup memiliki pengertian lama hidup manusia di dunia. Keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan umur harapan hidup,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (12/4).
Menurutnya, umur harapan hidup juga mencerminkan kondisi lingkungan dan kualitas hidup di suatu daerah. Namun panjangnya usia lansia tanpa diikuti kontinum perawatan sama saja memperpanjang daftar masalah kesehatan.
Konsep tersebut muncul sebagai paradigma baru untuk mengatasi sejumlah persoalan kesehatan mulai dari problematika pasangan usia subur, persalinan ibu, pelayanan bagi bayi, balita dan remaja hingga kualitas hidup lansia.
Dimensi pertama dari kontinum ini adalah waktu di mana wanita usia subur sebelum hamil, melalui kehamilan, persalinan dari hari ke hari dan tahun kehidupan.Selanjutnya dimensi kedua dari kontinum itu adalah tempat menghubungkan berbagai tingkat fasilitas rumah, masyarakat dan kesehatan.
”Pasangan usia subur sedari awal telah mendapatkan intervensi konseling seperti layanan KB. Lalu setelah hamil, si ibu tentu mendapat pengetahuan seputar perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi atau P4K agar bersama bayinya bisa selamat ketika melahirkan,” tandas Wiwik Susilowati.
Pola Hidup Bersih
Anak hingga usia remaja senantiasa mendapat edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Pola kebiasaan yang sehat yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang sejak kecil inilah yang membuat dirinya bisa mempertahankan kualitas hidup baik sampai usia lansia.
Sementara itu, Koordinator Forum Kota Probolinggo Sehat, M.Rukin, menuturkan meningkatnya angka harapan hidup dan pertumbuhan lansia perlu diimbangi dengan upaya strategis agar menurunkan rasio ketergantungan.
Pemkot Probolinggo sendiri, telah memfasilitasi terbentuknya Yayasan Gerontologi Abiyoso dalam menjaga dan melindungi para lansia sejak 2010 dengan harapan para lansia nantinya menjadi potensial yang mandiri dan sejahtera. Keberadaan lembaga ini tersebar dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan.
”Terbentuknya Yayasan Gerontologi Abiyoso hingga tingkat kelurahan diharapakan program pro lansia akan tepat sasaran,” kata M.Rukin.
Dari catatan Forum Kota Probolinggo Sehat, jumlah warga usia lanjut yang terberdayakan
termotivasi untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial serta pemberdayaan lanjut usia. Sejauh ini, kondisi yang cukup baik tersebut tidak hanya merupakan hasil dari kinerja pemerintah saja, namun berkat peran serta masyarakat dan lingkungan yang mendukung.
Peningkatan peran serta aktif masyarakat dan partisipasi lansia sendiri diarahkan dan dilakukan atas dasar kekeluargaan serta kegotong-royongan.
”Dengan keaktifan lansia dalam berorganisasi maupun usaha ekonomi produktif lainnya, maka para lansia tersebut dapat menemukan dunia baru yang mampu memberi semangat hidup,” paparnya.
(M. HISBULLAH HUDA)