PROBOLINGGO – Adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nampaknya berpengaruh terhadap harga jual bahan pokok dipasaran. Salah satunya harga tomat yang mulai melambung hingga mencapai harga Rp 7.000 – Rp.8.000 perkilogramnya.
Salah satu penjual sayuran di pasaran Dringu Kabupaten Probolinggo, Saiful, mengatakan untuk saat ini harga sayuran memang realtif mengalami kenaikan sejak naiknya bahan BBM beberapa waktru lalu. Untuk harga sayur yang paling mengalami kenaikan meningkat saat ini yakni harga tomat.
“Sebelumnya harga tomat mengalami harga anjlok sampai Rp 1.000 perkilogramnya,” terangnya kepada wartawan, Minggu (19/4).
Menurutnya, harga tomat cenderung meningkat dalam seminggu ini kenaikannya relatif cepat. Naiknya harga tomat selain karena BBM juga disebabkan dari kalangan petani hasil panennya tergolong berkurang.
“Jadi pasokannya juga mengalami penurunan. Sedangkan permintaan terhadap tomat mengalami peningkatan,” tandas Saiful.
Dengan adanya musim hujan, kata Syaiful, banyak tanaman tomat petani yang mengalami rusak. Bahkan yang tidak beruntung kalau sudah musim hujan, tanaman tomat akan mengalami kematian dan buahnya membusuk.“Banyak petani hasil tomatnya tidak maksimal,”katanya.
Salah satu petani tomat asal Desa Tarokan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo, Joni, mengatakan tanaman tomat saat ini tidak sebagus di musim kemarau. Sebab tomat memang tidak kuat terhadap air hujan.“Buah yang dihasilkan tidak banyak, dan tanamannya mudah mati,” ucapnya.
Biasanya kalau musim kemarau, lanjut dia, tomat bisa panen sampai 20 kali. Akan tetapi untuk saat ini buah tomat hanya bisa dipanen 10 kali.
”Kalau musim penghujan membuat untung petani disebabkan karena harga yang cendrung meningkat,”papar Joni.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)