
JAKARTA – PDI Perjuangan memastikan mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, pada 9-12 April 2015, tetapi bukan dalam kapasitasnya sebagai Presiden Republik Indonesia, melainkan sebagai kader partai moncong putih. Sementara Jusuf Kalla diundang dalam kapasitasnya sebagai Wakil Presiden (Wapres).
“Jokowi diundang sebaga kader PDI Perjuangan untuk menghadiri kongres,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah kepada wartawan di markas PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (7/4).
Menurutnya, kongres PDI Perjuangan IV akan membahas sejumlah agenda dan program kerja untuk kepengurusan 2015-2020. Program kepengurusan ke depan, akan disingkronisasikan dengan program pemerintah.
Salah satu materi pokok dalam kongres mendatang adalah mempertegas hubungan PDI Perjuangan dengan pemerintah. “Sebagai partai pemerintah, tentu saja PDI Perjuangan harus punya komunikasi yang efektif. Kami ingin memperjelas pola hubungan dan koordinasi dengan pemerintah, terkait program-program utama. Tak hanya cap stempel,” katanya.
Basarah tak memungkiri, lima bulan terakhir komunikasi antara pemerintah dan PDI Perjuangan tidak berjalan baik. Ada sejumlah kritik yang disampaikan kader terhadap program dan kebijakan Jokowi. “Kalau ada kritik dari internal PDI Perjuangan, saya maklum karena kami sedang mencari bentuk,” sebutnya.
Karena itu, Kongres IV akan memformulasikan pola hubungan dan komunikasi baru antara pemerintah dan PDI Perjuangan. Sebab, PDI Perjuangan merupakan partai pengusung yang punya tanggung jawab terhadap baik buruk pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
“Dalam lima bulan terakhir ini, hubungan pemerintah dan partai pendukung belum klop. Mengawali itu memang tidak mudah, maka dalam kongres ini akan kami kukuhkan. Ke depan, Jokowi dan PDI Perjuangan akan lebih solid,” tegasnya.
Seperti diketahui, saat maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla didukung partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH), yakni PDI Perjuangan, PKB, Hanura, NasDem, dan PKPI. Namun sayangnya, belakangan ini hubungan KIH dengan Jokowi kurang harmonis.
Sedangkan Ketua Steering Committee Kongres IV PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menambahkan, selain kedua orang terpenting di Indonesia itu, PDI Perjuangan juga mengundang para menteri Kabinet Kerja serta pimpinan partai-partai politik lain, serta tokoh-tokoh organisasi masyarakat. “Tapi saat masuk agenda kongres, yang hadir dalam ruangan itu hanya utusan kongres,” kata Andreas.
Dalam kongres tersebut, lanjutnya, perwakilan pemerintah juga akan diberi waktu untuk menyampaikan program-program strategis. PDI Perjuangan berharap dapat melakukan pembahasan dalam kongres dan membantu mengimplementasikan program-program strategis tersebut. “Bagaimana nanti Presiden akan menyampaikan sendiri atau menugaskan menterinya,” jelas Andreas.
Kongres IV PDI Perjuangan ini akan dihadiri sekitar 2.000 peserta. Mereka adalah utusan dari 514 DPC sebanyak 1.542 orang, utusan dan 34 DPD sejumlah 102 orang, ditambah lagi dengan kader PDI Perjuangan yang berasal dari legislatif dan eksekutif, peninjau dan perwakilan PDI Perjuangan dari luar negeri, serta organisasi sayap PDI Perjuangan.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan, secara terpisah berharap, Kongres PDI Perjuangan IV ini akan menegaskan komitmen dan dukungan mereka terhadap Pemerintahan Jokowi-JK sehingga program-program pemerintah bisa berjalan mulus tanpa direcoki oleh parlemen.
“Saya kira kongres nanti akan meneguhkan posisi PDI Perjuangan sebagai partai pemerintah. Bagaimanapun, keberhasilan pemerintahan Jokowi dalam merealisasikan visi misinya selama lima tahun ke depan akan berdampak positif bagi relasi PDI Perjuangan dengan rakyat,” katanya.
(GAM/AJI/ABD)