PROBOLINGGO – Sukses menjalankan Program Ipteks Bagi Wilayah (IBW) selama dua tahun di wilayah Kecamatan Wonoasih, membuat Pemkot Probolinggo lebih memfokuskan sentra usaha kecil menengah (UKM) pangan untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN, yang akan berlangsung Januari 2016 mendatang.
Sentra usaha kecil menengah pangan yang telah dipersiapkan, mencakup tiga kelurahan di wilayah Kecamatan Wonoasih. Yakni Kelurahan Sumbertaman, Pakistaji dan Kedunggaleng.
Kasubid Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja, Bappeda Kota Probolinggo, Umar Hidayat, mengatakan hakekat mendasar IBW adalah integrasi program dan pendanaan dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan daerah sesuai RPJMD.
Sekaligus implementasi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.“Khusus program IBW di Kecamatan Wonoasih tahun 2015, fokus kegiatannya adalah pembentukan sentra UKM pangan,”ujarnya kepada wartawan, Jum’at (10/4) kemarin.
Menurutnya, sebagai penanda awal berlangsungnya program IBW di kecamatan Wonoasih dengan sasaran UKM di Kelurahan Sumbertaman, Pakistaji dan Kedunggaleng.
“Memasuki tahun ketiga, para UKM yang telah dilatih pada tahun pertama dan kedua memiliki kemantapan usaha, mencakup diversifikasi produk maupun perluasan pemasaran produksinya,”tandas Umar Hidayat.
Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bulan Januari 2016, kata Umar Hidayat, pelaku UMKM perlu menumbuhkan komitmen dan cerdas dalam menciptakan market agar diversifikasi produk sekaligus pemasaran produksinya dapat lebih berhasil, mampu menumbuhkan daya beli masyarakat.
Bahkan, tak kalah menarik apabila produk UKM telah memiliki brand tertentu, maka konsumen maupun pelanggan akan datang dari manapun. Sehingga kita akan memiliki ikon yang mencitrakan positif Kota Probolinggo. Pentingnya suatu kota memiliki ikon meruapkan daya tarik yang propestif akan mendatangkan keuntungan ekonomi serta manfaat non ekonomi.
“UMKM memiliki eksistensi serta peran yang unggul untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kekhasan produknya,”katanya.
Mewakili tim, Dra. Afida, dari Universitas Muhammadiyah Malang mengapresiasi salah satu UKM di Kelurahan Sumbertaman yang telah mempunyai keberanian inovasi pemasaran melalui minimarket, sehingga akan disusul Kelurahan Pakistaji dan Kedungggaleng.
“Minimal dengan inovasi pemasaran melalui mini market, kualitas dan kuantitas produksi dapat lebih terjamin dalam memenuhi permintaan konsumen,”ucapnya.
Berbeda dengan Abrina Anggraini, dari Universitas Tribuwana Tunggadewi. Pihaknya menawarkan metode pemasaran melalui internet. UKM dan Usaha Dagang perlu membuat kesepakatan membentuk satu wadah kelompok usaha tiap kelurahan dengan nama yang menarik dan memiliki ikon kekhasan tertentu, termasuk packing produknya.
Tak hanya itu, membuat deskripsi produk yang menjelaskan bentuk, manfaat, komparasi bahan hingga kedaluarsa beserta fotonya, dan jaminan kualitas ditonjolkan sedemikian rupa agar memiliki keunggulan dibandingkan produk serupa lainnya.
“ Untuk menjajagi kemungkinan, UKM di tiga kelurahan Sumbertaman, Pakistaji dan Kedunggaleng harus membentuk koperasi sebagai wadah usaha,”paparnya.
(M. HISBULLAH HUDA)