
PROBOLINGGO – Tingginya harga pakan sentrat dari hasil pabrikan menjadi keluhan dikalangan pembudidaya ikan lele di wilayah Kabupaten Probolinggo. Untuk menghindari kebangkrutan bisnis yang dijalankanya, pembudidaya ikan memilih menggunakan pakan alternatif sebagai penggantinya.
Salah satu pembudidaya ikan lele, Muhammad Saleh (43) asal Desa Clarak Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, mengatakan dirinya tidak mengalami kerugian dalam bisnisnya dan memilih untuk mencari solusinya.
“Kalau tidak menggunakan pakan alternatif maka pembudidaya terancam akan gulung tikar,” terangnya kepada wartawan, Kamis (7/5).
Kost tertinggi dalam budidaya lele, kata Muhamamd Saleh, terletak pada asupan makanan yang diberikan. Dengan menggunakan pakan alternatif, perbandingan harganya relatif lebih kecil dibandingkan dengan pakan pabrikan. Perkilogram pakan sentrat pabrikan mencapai Rp 9 ribu.“Dalam seharinya ikan lele menghabiskan pakan sebanyak satu kwintal,” jelasnya.
Menurutnya, kalau menggunakan pakan sentrat bisa menghabiskan uang sebesar Rp 900 ribu perharinya untuk memberikan makan lele sebanyak tiga puluh ribu ekor. Dan lebih memilih mencari solusi dengan memberikan pakan alternatif berupa keong.“Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga sentrat,”kata Muhammad Saleh.
Dalam perkilogram keong , lanjut MuhammadSaleh, hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.500 perkilogramnya. Untuk mencukupi makanan likan lele harus memesan pakan sebanyak satu kwintal dengan harga Rp. 250 ribu .“Dibanding dengan harga sentrat, saya bisa ngirit sebesar Rp 650 ribu perharinya,”imbuhnya.
Pembudiya lele lainnya, Jumadi (38) juga mengatakan hal yang sama. Agar pembudidaya lele bisa bertahan lama dan mendapatkan penghasilan dalam usahanya, maka harus menggunakan pakan alternatif sebagai penggantinya.“Kalau tidak seperti itu maka dalam waktu yang tidak lama usaha lelenya bisa bangkrut,”ucapnya.
Dia mengatakan, dalam perkilogram lele segar, dia menjualnya dengan harga sebesar Rp 14 ribu perkilogramnya. Karena saat ini memang untuk harga lele tergolong naik. Sebab jumlah pembudidaya lele semakin berkurang.“Lantaran yang dikeluhkan pembudidaya lele mahalnya harga pabrikan,” papar Jumadi.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)